Surat Gembala Ekologi Keuskupan Agung Medan “Dekorasi Ekologis dalam Gereja dan Rumah Ibadat”

Medan, 09 Agustus 2024

No. : 660/P/KA/VII/’24

Hal : Surat Gembala Ekologi

Kepada Yth.:

  1. Para Pastor Paroki, Imam dan Biarawan/Biarawati se-KAM.
  2. Seluruh Umat Allah di Keuskupan Agung Medan

 

“Dekorasi Ekologis dalam Gereja dan Rumah Ibadat”

 

Rumah doa merindukan bunga hidup. Saudara-saudari, umat Keuskupan agung Medan yang terkasih dalam Kristus, semoga rahmat dan damai sejahtera dari Tuhan kita Yesus Kristus menyertai kita semua. Sebagai gembala umat di Keuskupan Agung Medan saya hendak menyapa kalian secara khusus pada hari Ekologi Keuskupan Agung Medan yang jatuh pada hari Sabtu, Minggu terakhir bulan Agustus, tepatnya pada 31 Agustus 2024.

Allah Sang Pencipta tak henti-hentinya menghiasi semesta alam ciptaanNya sebagai tempat kediaman nyaman dan indah bagi manusia. Seiring dengan pertambahan jumlah tahun kehidupan, kepekaan religius kita semakin mengalami pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup kita. Paus Fransiskus dalam ensikliknya, Laudato Si’, menggugah kita untuk mengambil tindakan nyata bagi perawatan bumi sebagai rumah kita bersama. Dinyalakan oleh semangat ini, saya mengajak seluruh umat di Keuskupan Agung Medan untuk merenungkan, merumuskan kemudian menjalankan langkah-langkah konkrit untuk berkontribusi lebih jauh dalam usaha praktis melestarikan ciptaan Tuhan melalui tindakan-tindakan sederhana, terutama dalam cara kita mendekorasi gereja dan rumah ibadat.

I. Menggunakan Bunga Hidup dalam Pot

Menghias gereja atau rumah ibadat dengan menggunakan bunga hidup dalam pot bukan hanya menambah keindahan natural bagi tempat ibadat, tetapi juga membawa berbagai manfaat ekologis dan spiritual:

  1. Menjaga Kehidupan Tanaman: Penggunaan bunga hidup dalam pot sebagai dekorasi memiliki keuntungan natural ganda, yakni menjamin kelangsungan hidup tanaman dan mempertahankan ekosistem lokal. Tanaman yang terus tumbuh dan berkembang tentu saja menjaga kontinuitas ekosistem.
  2. Mengurangi Sampah: Pemanfaatan bunga hidup dalam pot mengurangi sampah akibat potongan tangkai dan daun bunga yang cepat layu dan busuk. Pemakaian bunga artifisial untuk bahan dekorasi selain tidak ramah lingkungan juga tidak menghadirkan nuansa hidup natural.
  3. Meningkatkan Kualitas Udara: Tanaman hidup di dalam ruangan meningkatkan kualitas udara segar yang mampu menyerap karbondioksida serta polutan lainnya di dalam ruangan tersebut.
  4. Memperdalam Nilai Kehidupan dan Keberlanjutan: Dekorasi dengan bunga hidup menggerakkan kesadaran dan hati kita untuk merawat kehidupan dan alam ciptaan Tuhan. Praktek ini mengajarkan dan menularkan nilai keberlanjutan kepada generasi muda.
  5. Panentheisme: Bunga hidup menghadirkan kehidupan itu sendiri, bahkan menghadirkan Sang Penciptanya Sendiri.

Paus Fransiskus menuangkan nilai-nilai ini dalam Laudato Si’, “Kita semua dapat bekerja sama sebagai instrumen Allah untuk memelihara ciptaan-Nya, masing-masing sesuai dengan budaya, pengalaman, keterlibatan dan bakat kita.” (LS, 14).

II. Menghentikan Penggunaan Bunga Artifisial dan Bunga Potong

Semangat Laudato Si’ menyadarkan kita akan dampak negatif penggunaan bunga artifisial dan bunga potong:

  1. Dampak Ekologis: Bunga artifisial terbuat dari daur ulang bahan-bahan plastik dan sintetis yang tidak ramah lingkungan dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa terurai. Proses produksinya juga sering kali mengeluarkan emisi yang membahayakan lingkungan.
  2. Kehidupan Singkat: Bunga potong yang bertahan hanya beberapa hari sebelum layu dan harus dibuang menambah volume sampah organik yang membutuhkan pengolahan dan dana.
  3. Kurangnya Kesegaran Alami: Seturut kodratnya bunga artifisial dan bunga potong tidak memberikan kesegaran dan keindahan natural yang autentik. Indah tetapi tidak hidup.

III. Ajakan

Demi menjalankan tanggung jawab kita sebagai penjaga kelestarian lingkungan hidup, tujuan Surat Gembala Ekologi ini, kami mengajak setiap umat beriman, terutama para dekorator Gereja dan rumah ibadat untuk melakukan beberapa langkah konkret sebagai berikut:

  1. Penggunaan Bunga Hidup dalam Pot
  • Pilihlah Bunga yang Tepat: Pilih bunga yang harmonis dengan kondisi lingkungan di sekitar rumah ibadat, terutama yang dapat tumbuh dengan baik di dalam ruangan.
  • Perawatan Rutin: Pastikan agar jadwal perawatan rutin untuk menyiram, memberikan pupuk, dan menjaga kesehatan tanaman bisa terlaksana.
  • Penataan yang Baik: Tempatkan bunga hidup dalam pot pada posisi strategis sehingga terlihat indah, harmonis dan menciptakan suasana segar tanpa mengganggu aktivitas ibadat.
  1. Edukasi dan Kesadaran
  • Sosialisasi: Adakan sosialisasi tentang pentingnya penggunaan bunga hidup dan dampak positifnya terhadap lingkungan dan kehidupan.
  • Pelatihan: Berikan pelatihan kepada para pendekor tentang cara merawat bunga hidup dalam pot.
  • Kampanye Ekologis: Adakan kampanye tentang penggunaan dekorasi ramah lingkungan yang melibatkan seluruh umat.
  1. Penggantian Bunga Artifisial dan Bunga Potong
  • Inventarisasi: Lakukan inventarisasi terhadap penggunaan semua bunga artifisial dan bunga potong, dan rencanakan penggantian secara bertahap dengan bunga hidup dalam pot.
  • Penjualan: Kumpulkan bunga artifisial dan jual ke toko barang bekas (botot). Hasilnya bisa dipakai untuk membeli pot dan bibit bunga.
  1. Pemilihan Dekorasi Lain yang Ramah Lingkungan
  • Dekorasi dari Bahan Alami: Gunakan bahan dekorasi alami yang ramah lingkungan seperti kayu, batu, atau kain alami yang dapat didaur ulang untuk menambah keindahan bunga dalam pot.
  • Minimalis: Adopsi pendekatan dekorasi minimalis yang mengutamakan keindahan alami yang sederhana.
  1. Kolaborasi dan Komunitas
  • Kerjasama dengan Toko Tanaman Lokal: Menjalin kerja sama yang baik dengan toko tanaman lokal untuk mendapatkan bunga hidup dalam pot dengan harga yang terjangkau dan berkualitas.
  • Komunitas Taman: Bentuk komunitas kecil yang bertugas khusus untuk merawat tanaman dan memastikan kebersihan serta keindahan taman di sekitar rumah ibadat.
  1. Contoh Teladan dari Pemimpin
  • Kepemimpinan Gereja: Para pemimpin gereja menjadi teladan dalam penggunaan dekorasi ramah lingkungan.
  • Ceramah dan Homili: Sampaikan pesan tentang pentingnya mengalami diri sebagai co-creator ilahi dengan melestarikan lingkungan dalam ceramah dan homili untuk.
  1. Pengelolaan Sampah
  • Sistem Pengelolaan Sampah: Ciptakan sistem pengelolaan sampah yang efektif dengan memilah sampah organik dan anorganik di sekitar rumah ibadat.
  • Kompos: Olah sampah organik menjadi pupuk kompos berkualitas bagi tanam-tanaman.

Komitmen untuk menjalankan tawaran tindakan praktis di atas adalah kontribusi signifikan umat dan para pendekor rumah ibadat untuk merealisasikan maksud Surat Gembala tentang dekorasi ekologis ini. Kontribusi ini membantu pemeliharaan keindahan tempat ibadat dan lebih lagi mendukung kontinuitas original lingkungan serta penanaman nilai-nilai ekologis dalam kehidupan sehari-hari.

Didorong oleh pengalaman dicintai oleh alam ciptaan, saya mengajak semua umat di Keuskupan Agung Medan untuk segera beralih ke penggunaan bunga hidup dalam pot sebagai bahan untuk mendekorasi gereja dan rumah ibadat kita. Kesiapan dan kesigapan untuk melakukan peralihan ini merupakan komitmen iman kita sebagai mahkota ciptaan yang dilengkapi Allah dengan kemampuan dasariah untuk menjaga ciptaan Tuhan seraya memberikan teladan hidup yang ekologis dan berkelanjutan. Paus Fransiskus dalam ensikliknya yang terbaru, Laudate Deum menyemangati kita: “Tindakan kecil yang kita lakukan, jika dilakukan dengan cinta dan kesadaran ekologis, dapat memberikan dampak besar dalam menjaga bumi ini sebagai rumah bersama kita.” (LD, 23).

Kami percaya bahwa dengan komitmen bersama, kita mampu menempuh jalan berbeda yang penuh makna dan berarti bagi lingkungan kita. Semoga berkat Tuhan, Sang Pencipta dan Pemelihara Kekal

alam semesta dicurahkan bagi kita semua yang penuh kasih dan sukacita menjalankan setiap langkah untuk merawat bumi kita yang indah sempurna ini.

Selamat Hari Ekologi Keuskupan Agung Medan. Saya berharap sebagai bentuk perayaan hari ekologi ini, gereja dan rumah ibadat kita sudah didekorasi dengan bunga hidup sejak 01 September 2024.

 

Tuhan memberimu Damai dan Kebaikan.

Deus Meus et Omnia

 

 

Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

Uskup Keuskupan Agung Medan

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *