Hari ini kita memperingati 1 orang kudus Santo Maximilian Kolbe. Dia adalah seorang imam yang dipenjarakan oleh Jerman yang anti agama Katolik bersama dengan puluhan orang lainnya. Ketika ada seorang bapak yang dijatuhi hukuman mati, dia dengan rela menggantikan orang itu. Dia mati disuntik dengan suntikan yang beracun.
Dalam Keb 3: 1-9 diserukan: “Jiwa orang benar ada di tangan Allah, dan siksaan tiada menimpa mereka. Menurut pandangan orang bodoh mereka mati nampaknya, dan pulang mereka dianggap malapetaka, dan kepergiannya dari kita dipandang sebagai kehancuran, namun mereka berada dalam ketenteraman. Kalaupun mereka disiksa menurut pandangan manusia, harapan mereka penuh kebakaan.
Setelah disiksa sebentar mereka menerima anugerah yang besar, sebab Allah hanya menguji mereka, lalu mendapati mereka layak bagi diri-Nya. Laksana emas dalam dapur api diperiksalah mereka oleh-Nya, lalu diterima bagaikan korban bakaran.
Maka pada waktu pembalasan mereka akan bercahaya, dan laksana bunga api berlari-larian di ladang jerami. Mereka akan mengadili para bangsa dan memerintah sekalian rakyat, dan Tuhan berkenan memerintah mereka selama-lamanya.
Orang yang telah percaya kepada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia dalam kasih akan tinggal pada-Nya, sebab kasih setia dan belas kasihan pilihan-Nya.
Yohanes dalam injilnya (Yoh 15: 18-21) mewartakan sabda Yesus: “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya.
Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, penulis kitab Kebijaksanaan menegaskan bahwa jiwa orang benar sungguh-sungguh diperhatikan Allah dan akan mendapat pahala surgawi, karena Dia adalah sumber dan pemilik kehidupan. Pandangan manusia dan dunia yang tidak mengenal Allah adalah orang-orang itu akan disiksa Allah. Pandangan itu keliru, apalagi mereka tidak mengenal Allah. Maka, hendaknya kita lebih percaya kepada Allah daripada kepada manusia.
Dua, Maximilianus dipenjarakan karena dia adalah pengikut Yesus yang ajaran-Nya dibenci kaum penjajah. Dia dibenci seperti Yesus, juga dibenci para musuh-Nya.
Dibenci, difitnah, disengsarakan adalah bagian dari kesaksian iman orang itu sebagai murid Yesus. Hendaknya kita menyiapkan diri dan mental kita, sehingga tetap tenang bila peristiwa itu menimpa kita. Amin.
Mgr Nico Adi MSC