Renungan Harian 8 Juni 2024

Hari ini adalah Hari Peringatan Hati Tak Bernoda St. Perawan Maria. Peringatan ini ditetapkan Paus Pius XII tanggal 8 Des 1942 tepat pada peringatan Penampakan Bunda Maria kepada Lucia, Yashinta dan Fransisko di Fatima. Hati Maria merupakan model dan teladan bagi semua orang kristen. Kita juga diundang untuk menyelaraskan hati kita dengan hati Maria agar kita memiliki semangat penyerahan diri kepada Allah.

Dalam Yes 61: 911 diserukan firman Tuhan kepada Israel: “Keturunanmu akan terkenal di antara para bangsa, dan anak cucumu di tengah-tengah suku-suku bangsa, sehingga semua orang yang melihat mereka akan mengakui, bahwa mereka adalah keturunan yang diberkati TUHAN. Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya.

Seperti bumi memancarkan tumbuh-tumbuhan, dan kebun menumbuhkan benih yang ditaburkan, demikianlah Tuhan ALLAH akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsa.

Lukas dalam injilnya (Luk 2: 41-51) mewartakan: “Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur 12 tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Sesudah hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya.

Karena menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia.

Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.

Ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab-Nya: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Mereka tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus kepada mereka.

Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, melalui para nabi-Nya Allah telah menyatakan bahwa seorang dari keturunan mereka akan terkenal dan bangsa itu akan diberkati. Tanpa memperhitungkan kesalahan dan dosa mereka, Allah tetap menyatakan kemurahan dan belas kasih-Nya di antara para bangsa.

Semua itu merupakan bukti bahwa Dia adalah Allah yang menghendaki umat-Nya hidup bahagia dan memperoleh keselamatan. Semoga kita pun membuka diri dan berjuang agar ada dalam tindakan keselamatan Allah itu.

Dua, Maria yang sedang cemas dan kehilangan anaknya itu, ketika menemukan Dia, mendapatkan jawaban yang menyakitkan dan secara manusiawi tidak sopan. Meski demikian, dia tidak membiarkan hatinya dinodai/dicemarkan oleh kekecewaan/kemarahan dan ketidaksopanan Anaknya itu. Semoga kita pun tetap tenang dan bisa mengontrol diri ketika disakiti/dikecewakan di hadapan umum sebagaimana diteladankan Maria. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *