Renungan Harian 9 Mei 2024

HARI RAYA KENAIKAN YESUS KRISTUS

09 Mei 2024

Bacaan I               : Kis 1: 1-11

Bacaan II              : Ef 1: 17-23

Bacaan Injil         : Mat 28: 16-20

Mewartakan Injil masih relevan untuk kita

Mungkin para orang tua banyak yang kaget bila melihat kenyataan berikut. Yaitu bahwa anak-anak yang disekolahkan di sekolah Katolik, pengetahuan iman dan agamanya belum tentu lebih unggul dibanding dengan mereka yang mengalami pendidikan di sekolah bukan Katolik. Yang langsung tampak adalah bahwa di sekolah bukan Katolik, kesadaran akan perbedaan, kehendak untuk toleransi, pengakuan akan keberagaman, dengan sendirinya terbentuk. Sementara di sekolah yang relatif homogen? Mengapa pengetahuan agamanya tidak lebih mendalam dibanding rekan sebaya di sekolah lain? Karena ajaran religiusitas lebih cenderung ke pendidikan budi pekerti yang membentuk seseorang untuk menjadi pribadi yang baik dengan nilai-nilai luhur yang mereka dalami. Sekali lagi, bukan tentang pengetahuan agama/iman mereka.

Tidak sedikit para pengajar dan pengkhotbah Gereja yang dalam ajakannya hanya sampai pada bangunan moralitas dan etika, dan jarang untuk sampai pada arti beriman itu sendiri dan apa yang dikerjakan oleh seorang yang percaya kepada Allah. Tidak ada pengetahuan tentang Allah Tritunggal, Sakramen-sakramen Gereja, sejarah dan tradisi iman, dan sebagainya. Sementara Injil hari ini sangat jelas memerintahkan kepada setiap orang untuk mewartakan Tuhan secara eksplisit. “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga  dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.” (Mat 28: 18-20). Perintah yang tegas dan relevan.

Injil berlaku juga untuk hari ini dan seterusnya. Maka apa yang disebut pewartaan atau evangelisasi itu relevan selamanya. Gereja Katolik mempunyai ajaran tentang evangelisasi. Dokumen-dokumen itu di antaranya adalah Ad Gentes (1965), Evangelii Nuntiandi (1975), Redemptoris Missio (1990), dan Evangelii Gaudium (2013). Kalau dicermati, melalui dokumen-dokumen tersebut Gereja masih menganggap relevan untuk mewartakan Kristus secara eksplisit. Maksudnya adalah tidak sekadar mengajak membangun moralitas dan etika Katolik. Ini memang ajakan yang baik. Namun sangat dianjurkan bahwa seorang pewarta (kita semua) berani untuk memperkenalkan iman Kristen, dan mengajak mereka yang terbuka hatinya, mengalami kasih Allah sebagaimana yang kita alami, dengan mempercayai Yesus Kristus sebagai pengantara dan penebus. Yesus naik ke surga, dan kita meneruskan pewartaan-Nya.

Romo F.X. Agus Suryana Gunadi, Pr

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *