Renungan Harian 14 April 2024

MINGGU PASKAH III

14 April 2024

Bacaan I               : Kis 3: 13-15. 17-19

Bacaan II              : 1 Yoh 2: 1-5a

Bacaan Injil         : Luk 24: 35-48

Terbuka pada bimbingan Roh Allah

Tentu saja setiap pribadi membangun mimpi dan berusaha mewujudkannya. Demikianlah setiap pilihan hidup dirancang untuk kebahagiaan, sebab muara mimpi adalah bahagia. Sepasang kekasih hati memantapkan diri untuk hidup berkeluarga dengan mimpi-mimpi panjang tentang anak, tentang saling perhatian dan cinta, tentang masa tua kaken-ninen, dan seterusnya. Nyatanya, banyak rencana pupus di tengah jalan. Berikut adalah salah satu pengalaman itu. Seorang ibu memiliki dua anak datang kepada saya. Dia dengan sangat meminta supaya saya merayakan Ekaristi untuk mengenangkan suami yang 40 hari lalu dipanggil Tuhan. Dia ingin merayakan syukur atas karya Tuhan dalam keluarganya. Tentu saya heran dengan permintaan ini. Sebab masih ingat dalam benak, ibu ini sangat ‘shocked’ ketika suami tercinta wafat, sementara anaknya masih kecil-kecil.

Dalam kesempatan homili saya mempersilakan ibu itu untuk sharing. Saya sendiri belum bisa menebak apa yang akan dia sharingkan ketika itu. Ternyata ibu itu menceritakan rasa syukurnya kepada Tuhan bahwa boleh mengalami penyertaan Allah selama 40 hari terakhir. Dari perasaan sangat syok sampai pengalaman Allah yang ternyata sangat mengasihinya, dan bahwa dia dan anak-anak diteguhkan dalam hidup justru karena ditinggal oleh bapak, imam dan penyangga kehidupan keluarga. Dan Ekaristi bagi dia adalah puncak dan sumber hidup, sehingga dia berterimakasih boleh mewujudkan kenangan akan suami dengan mahkota Ekaristi.

Pengalaman para murid pengikut Yesus adalah pengalaman refleksi dari kekecewaan menuju syukur. Betapa tidak? Mereka mengikuti Yesus dengan segala mimpi dan rencana. Masing-masing mempunyai mimpinya sendiri. Yang menyatukan mereka adalah keyakinan bahwa bersama Yesus mereka akan dapat mewujudkan agenda itu. Yesus tahu agenda mereka masing-masing. Dia berusaha ‘ngeluk’ atau meluruskan supaya sesuai dengan rencana Bapa tentang Dia. Namun mereka tidak paham, atau tidak mau mengerti. Sampai ketika benar kejadiannya, yaitu bahwa Putera Manusia ditangkap, disiksa, dan dibunuh, mereka sangat kecewa. Dalam beberapa penampakan-Nya, Yesus menjelaskan kepada mereka bahwa hal itu terjadi demi keselamatan manusia dan dalam rencana Allah. Kepada murid yang berjalan ke Emaus Yesus menjelaskan tentang ‘Peristiwa Yerusalem’. Dan kepada murid yang berkumpul di tengah kekecewaan karena kematian Guru, Yesus hadir dan mengajar. “Inilah perkataan yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam Kitab Taurat Musa, kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur”. Lalu Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci”. (Luk 24: 44-45). Setiap pribadi mengalami pergumulan. Kadang-kadang sampai bikin frustrasi. Pengalaman ibu tadi dan pengalaman para murid mengajarkan kepada kita untuk berani melihat masalah bersama Allah dengan membaca Firman-Nya.

Romo F.X. Agus Suryana Gunadi, Pr

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *