Renungan Harian 11 April 2024

Hari ini kita memperingati 1 orang kudus yaitu St. Stanislaus. Dia lahir di Polandia Selatan, ketika orangtuanya sudah lanjut usia, namun diberi anugerah kecerdasan oleh Allah. Cita-citanya hanya satu yaitu menjadi rahib.

Dia melepaskan harta miliknya dan menjalani pendidikan sebagai calon imam, dan ditahbiskan sebagai imam di Polandia Barat. Kemudian dia dikenal sebagai pengkotbah yang ulung, dan pada tahun 1072 ditahbiskan sebagai uskup di Krakow. Tahun 1097 dia dibunuh oleh raja Boleslaus, dan digelari santo oleh Paus Inocensius IV tahun 1532.

Dalam Why 12: 10-12a dikisahkan: “Aku, Yohanes, mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.

Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka, karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya.

Yohanes dalam injilnya (Yoh 17: 11b-19) mewartakan doa Yesus bagi para murid-Nya: “Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku.

Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.

Sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka.

Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat.

Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia. Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, bila Tuhan yang memilih dan mengutus, anak yang lahir ketika orangtuanya sudah lanjut usia, tetap menjadi utusan yang terberkati. Sebelum dan sejak dari kandungan ibunya, Allah telah menyiapkan Stanislaus untuk tugas yang besar. Demikian pula kita.

Kita dilahirkan ke dunia bukan untuk sesuatu yang kosong dan tidak berarti. Allah yang sama telah mempunyai rencana besar di dalam dan melalui diri kita. Maka, hendaknya hidup kita didasari oleh pujian dan syukur.

Dua, Yesus mendoakan para murid-Nya yang meneruskan karya yang Dia percayakan kepada mereka. Pada masa sekarang pun Yesus yang sama mendoakan kita yang diutus-Nya. Hendaknya kita tidak ragu-ragu untuk melaksanakan kepercayaan itu agar umat manusia mengalami kasih dan keselamatan Tuhan. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *