MINGGU PRAPASKAH V
17 Maret 2024
Bacaan I : Yer 31: 31-34
Bacaan II : Ibr 5: 7-9
Bacaan Injil : Yoh 12: 20-33
Pengampunan adalah rahmat dari Allah
Mungkin kebanyakan orang Katolik tidak secara rutin merayakan sakramen tobat/rekonsiliasi. Dan memang pada kenyataannya, tidak banyak orang yang merayakan sakramen tobat secara rutin dan frekuentif. Selalu saja ada alasan untuk menolak keberadaan perayaan pengakuan dosa. Tidak berarti itu mendegradasikan pentingnya merayakan sakramen ini, sebab justru sakramen inilah yang selalu dianjurkan oleh bapa suci dan dokumen-dokumen Gereja. Dan bahkan sharing pengalaman mereka yang secara rutin merindukannya, mereka merasa terbantu untuk menghidupi iman secara lebih bergairah berkat absolusi dalam Sakramen Tobat tersebut. Anda yang biasa merayakannya (setidaknya setahun sekali dua kali, menjelang hari raya Natal dan Paskah) dapat memberikan kesaksian, betapa leganya hati setelah menerima absolusi. Imam berseru sambil menjulurkan tangan memberkati: … Dan aku melepaskan kamu dari segala dosamu… Plong, ringan, lega dan penuh keriangan.
Pengalaman panjang sejarah keselamatan menceritakan dengan jelas ritme iman umat Israel: mengalami kasih Allah, kendor dan mulai menyembah berhala, diperingatkan oleh Allah melalui utusan-utusan-Nya, bertobat dan berjanji untuk setia, berjalannya waktu kendor lagi, dan terus menerus demikian. Kebaikan hati Allah dinyatakan dengan firman-Nya sebagaimana kita dengarkan dalam Kitab Yeremia: “Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka.” Selanjutnya, “sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka”. Allah-lah yang mengambil inisiatif untuk menyucikan hati umat-Nya. Bukan atas usaha kita sebagai manusia umat-Nya. Selalu saja Allah tidak tega pada nasib kita yang selalu gagal membarui diri jika hanya mengandalkan diri sendiri dan bukan rahmat-Nya.
Beruntunglah kita karena kasih Allah yang tidak berkesudahan, rahmat pengampunan Allah yang berkelimpahan, belaskasih-Nya yang tak terbatas . “Sesungguhnya, jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” Yesus sendiri adalah biji yang mati, yang karena pengorbanannya, semua manusia disucikan dan bertumbuh dalam iman. Ayo kita rayakan belaskasih Allah dalam forma Sakramen Tobat. Buanglah segala alasan untuk tidak menyambut perayaan ini. Sebab setiap pribadi pasti berdosa, dan kita membutuhkan rahmat Allah untuk membarui diri.
Romo F.X. Agus Suryana Gunadi, Pr