Renungan Harian 26 Januari 2024

Hari ini kita memperingati 2 orang kudus yaitu Timoteus dan Titus. Timoteus adalah seorang pemuda yang gesit, rajin dan saleh. Setelah pertobatannya dia menyertai Paulus dalam perjalanan misinya kepada orang-orang bukan Yahudi. Demi ketenteraman umat, karena ayahnya adalah orang Yunani, Timoteus disunat. Kemudian diutus Paulus ke Asia kecil dan menjadi uskup di Efesus.

Titus mengikuti perjalanan Paulus ke Yerusalem dan turut hadir pada konsili Yerusalem. Konsili itu memutuskan bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi bisa menjadi pengikut Kristus dan tidak perlu mengikuti adat istiadat bangsa Yahudi. Titus kemudian menjadi uskup di Kreta dan wafat di sana.

Paulus melalui 2Tim 1:1-8 menyapa muridnya: “Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus, kepada Timotius, anakku yang kekasih: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau.

Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan selalu aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam. Dan apabila aku terkenang akan air matamu yang kaucurahkan, aku ingin melihat engkau kembali supaya penuhlah kesukaanku.

Aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.

Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, tetapi roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.

Lukas dalam injilnya (Luk 10: 1-9) mewartakan: “Pada waktu itu Yesus menunjuk 70 murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua untuk mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.

Ia berkata: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan para pekerja untuk tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.

Janganlah kamu membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, salammu itu akan tinggal atasnya, tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.

Tinggallah di rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.

Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat kepadamu.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, pada masa itu, orang-orang yang biasa-biasa, yang rajin dan setia mengikuti perjalanan Paulus, bisa menjadi orang kepercayaan, bahkan kemudian menjadi uskup. Contohnya adalah Timoteus dan Titus.

Tentu Tuhan sendiri melengkapi apa yang masih kurang pada diri para hamba-Nya itu. Tanpa pertolongan dan bimbingan Tuhan, semuanya akan sia-sia.

Dua, Yesus menunjuk 70 murid yang lain, dan memberikan kepada mereka rupa-rupa karunia yang mereka butuhkan.

Semoga Tuhan pada masa kini pun, tetap memberikan karunia-karunia yang dibutuhkan para pelayan Tuhan di semua bidang kehidupan. Semoga mereka kuat, sehat dan bijaksana serta cepat mengambil keputusan atas dasar butuhkan masyarakat setempat. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *