Renungan Harian 10 Juni 2024

Dalam 1Sam 3: 1-10.19-20) dikisahkan: “Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatan pun tidak sering.

Pada suatu hari Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya. Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah. Lalu TUHAN memanggil: “Samuel! Samuel!”, dan ia menjawab: “Ya, bapa.” Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta bertanya: “Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Jawab Eli : “Aku tidak memanggil; tidurlah kembali.” Lalu pergilah ia tidur.

Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta bertanya: “Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Eli menjawab: “Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali.”

Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya. Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Ia pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta bertanya: “Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu. Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: “Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar.”

Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya. Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.”

Markus dalam injilnya (Mrk 1: 29-39) mewartakan: “Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus.

Lalu Yesus pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka.

Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia.

Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Lalu Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia. Waktu menemukan Dia mereka berkata: “Semua orang mencari Engkau.” Jawab-Nya: “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.”

Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil di rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, panggilan Tuhan kepada orang pilihan-Nya berlangsung secara bertahap dan tidak sekaligus jelas. Samuel yang masih muda dengan bantuan Eli yang sudah tua itu, berusaha untuk mengerti “apa maksudnya dan siapa yang memanggil dia.

Yesaya menegaskan bahwa panggilan itu berasal dari Allah dan dibutuhkan waktu, tenaga dan usaha dari manusia untuk menemukan dan mengerti maknanya. Agar mengerti makna dan pengorbanan yang harus dilakukan, orang itu perlu bantuan orang lain.

Kedua, pagi-pagi benar Yesus sudah menyiapkan diri dan menyediakan waktu untuk berdoa kepada Bapa-Nya, sebelum memulai pelayanan-Nya.

Itu berarti Bapa dan Yesus punya relasi yang begitu kuat dan dalam. Semoga kita pun demikian. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *