Hari ini kita memperingati 1 orang kudus yaitu St. Fransiskus Assisi. Dia anak pedagang kain yang kaya raya sehingga suka berfoya-foya. Ketika berdoa di Gereja San Damiano, dia terpanggil untuk memperbaiki rumah Tuhan yang hampir roboh.
Berawal dari peristiwa itu, dia melepaskan hartanya dan mulai mengumpulkan orang-orang untuk hidup miskin, dan menyebut diri Saudara-Saudara Dina. Ia menekankan semangat cinta persaudaraan dan kesederhanaan bagi para pengikutnya. Salah satu karunia yang diterimanya adalah cinta akan alam semesta. Fransiskus meninggal tanggal 3 Oktober 1226, pada usia 44 tahun.
Melalui Gal 6: 14-18, Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.
Bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya. Dan semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat atas mereka dan atas Israel milik Allah.
Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus. Kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai roh kamu, saudara-saudara! Amin.
Matius dalam injilnya (Mat 11: 25-30) mewartakan: “Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.
Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Frasiskus berani memutuskan ikut Yesus yang bersengsara, padahal di anak orang kaya dan yang suka berfoya-foya.
Kalau Tuhan memanggil orang untuk meneruskan karya-Nya, Dia akan memimpin dan mengarahkan orang itu, agar makin setia dan berkobar-kobar hatinya untuk kemuliaan Allah dan kebahagiaan sesamanya.
Dua, Yesus bersyukur kepada Bapa-Nya, karena ada banyak orang kecil yang telah mengalami kehadiran dan kasih sayang-Nya.
Semoga kita berani memulai untuk hidup miskin di hadapan Bapa, dengan disertai pelayaan yang tulus agar banyak orang tertarik untuk menghidupi dan mengikuti teladan St. Fransiskus Assisi. Amin.
Mgr Nico Adi MSC