Hari ini kita memperingati para martir dari Korea: Andreas Kim Taegon dan Paulus Chong Hasang dan kawan-kawan. Gereja di Korea dimulai tahun 1784 oleh seorang awam yang kembali dari Beijing. Lima puluh tahun kemudian para misionaris dari Perancis masuk ke Korea secara diam-diam untuk melayani umat yang telah berkembang karena kerasulan kaum awam itu. Iman itu sungguh berakar di dalam kehidupan umat.
Antara tahun 1836-1867 ada sekitar 103 warga Gereja yang disiksa dan dibunuh karena setia kepada Kristus. Di antara mereka adalah Andreas Kim (seorang imam asli Korea) dan Paulus Chong (seorang rasul awam). Mereka dinyatakan sebagai santo oleh Paus Yohanes Paulus II tahun 1984.
Dalam Gal 2: 19-20 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, oleh hukum Taurat, aku telah mati, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus. Meski demikian aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.
Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Matius dalam injilnya (Mat 28: 16-20) mewartakan: “Ketika itu, sebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.
Lalu Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, iman Katolik di Korea dimulai dan dikembangkan oleh para rasul awam. Pada awalnya selama 50 tahun mereka berkembang dan iman makin berakar meski tanpa kehadiran para imam.
Semoga kaum awam di Indonesia pun menyadari dan percaya diri bahwa mereka juga adalah orang-orang terberkati dan diutus untuk menjadi pewarta dan saksi Kristus. Mereka semestinya bangga bahwa mereka adalah terang dan garam dunia yang telah berada dan hidup bersama masyarakat yang berkeyakinan lain.
Dua, 103 orang baik awam maupun imam tetap setia kepada Kristus yang telah diimaninya, meski mereka dianiaya dan satu per satu dibunuh.
Mereka lebih memilih mati daripada murtad atau menjadi pengkhianat. Semoga mereka yang sedang menderita karena iman atau hidup di daerah sulit dan rawan konflik, tetap setia kepada Kristus yang memberikan jaminan kehidupan kekal. Amin.
Mgr Nico Adi MSC