Renungan Harian 23 Juli 2023

HARI MINGGU BIASA XVI

23 Juli 2023

Bacaan I          : Keb 12: 13. 16-19

Bacaan II         : Rom 8: 26-27

Bacaan Injil     : Mat 13: 24-43

Mengimani Allah yang mengerti

Mungkin masih banyak orang yang gagal paham tentang siapa sesungguhnya Allah kita. Kebanyakan orang terperangkap pada konsep Allah yang memberi berkat kepada orang yang benar, dan memberi hukuman kepada mereka yang melanggar aturan-Nya. Allah memberikan Kitab Suci, hukum, dan peraturan hidup. Dia menuntut umat-Nya untuk persis melaksanakan perintah-Nya, dan Dia sendiri yang dari surga mengawasi siapapun yang melanggar. Hukuman telah disiapkan oleh Dia, baik hukuman dunia maupun akhirat nanti. Itu saja! Mempunyai konsep tentang relasi Allah dan kita secara demikian itu, sungguh menyengsarakan kita. Sebab siapa yang bisa setia dan taat terus menerus sepanjang hidup? Dia akan hidup dalam tekanan dan ketakutan akan pelanggaran, akan keterlenaan, akan situasi yang membuatnya harus menerabas konsep kebenaran yang keliru. Iman dan agama justru bisa mengungkung dan tidak membahagiakan.

Pengalaman relasi umat Israel dengan Allah tidaklah demikian. Kita beruntung telah diwarisi iman akan Allah yang ternyata sangat berbeda dengan ilustrasi di atas. “Tetapi meskipun Engkau penguasa yang kuat, Engkau mengadili dengan belaskasihan, dan dengan sangat murah hati memperlakukan kami. Sebab kalau mau, Engkau dapat berbuat apa saja. Dengan berlaku demikian, Engkau mengajar umat-Mu bahwa orang benar harus sayang akan manusia. Anak-anak-Mu Kau beri harapan yang baik ini: Apabila mereka berdosa, Kau beri kesempatan untuk bertobat” (Keb 12: 18-19). Kitab Kebijaksanaan ditulis sebagai endapan pengalaman iman. Kutipan tersebut tidak memerlukan penjelasan lebih jauh, kecuali mengoreksi cara pandang kita akan Allah sebelumnya. Memang Allah itu mahakuasa tetapi tidak memperlakukan umat-Nya semena-mena. Allah mahabenar tetapi tidak menghakimi setiap pribadi. Belaskasihnya jauh melampaui keadilan. Kemurahan hatinya jauh melewati ‘hak’ setiap pribadi untuk memperolehnya. Kita bersyukur dan berbahagia mengenal Allah yang sedemikian itu.

Perhatikanlah Injil hari ini. Semakin melengkapi gambaran tentang siapa Allah bagi kita. “Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabuti lalangnya. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba” (Mat 13: 29-30). Itulah firman-Nya dalam perumpamaan tentang ilalang yang bertumbuh bersama gandum. Ketika ilalang semakin menghimpit gandum dan ada usulan untuk mencabutnya saja, Tuhan melarangnya sampai pada waktunya nanti. Mazmur merumuskan siapa Allah, Allah panjang sabar dan penuh kasih setia. Maka marilah kita yang telah dikaruniai pengalaman Allah yang sedemikian sabar, murah hati, penuh belaskasihan, mewujudkannya dalam bersikap terhadap sesama dan semesta.

Romo F.X. Agus Suryana Gunadi, Pr

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *