
Dalam Tobit 11: 5-14 dikisahkan: “Ketika itu duduklah Hana mengamati jalan yang harus ditempuh anaknya. Ia pun telah mendapat firasat bahwa anaknya tengah datang. Berkatalah Hana kepada ayah Tobia: “Sungguh anakmu tengah datang dan juga orang yang menyertainya.”
Sebelum Tobia mendekati ayahnya berkatalah Rafael kepadanya: “Aku yakin bahwa mata ayahmu akan dibuka. Sapukan empedu ikan itu ke matanya. Obat itu akan memakan dahulu, lalu mengelupaskan bintik-bintik putih itu dari matanya. Maka ayahmu akan melihat lagi dan memandang cahaya.”
Adapun Hana bergegas untuk mendekap anaknya, lalu berkatalah ia: “Setelah engkau kulihat, anakku, mulai sekarang aku dapat mati.” Maka ia menangis. Tobit pun berdiri dan meskipun kakinya tersandung ia keluar dari pintu pelataran rumah.
Tobia menghampirinya dengan empedu ikan itu di tangan lalu ditiupinya mata Tobit, ditopangnya ayahnya, lalu berkatalah ia: “Tetapkan hati, pak!”
Selanjutnya obat itu dikenakannya kepadanya dan dibiarkannya sebentar. Lalu dengan kedua tangannya dikelupaskannya sesuatu dari ujung-ujung matanya. Maka Tobit mendekap Tobia sambil menangis. Katanya: “Aku melihat engkau, anakku, cahaya mataku!”
Ia menyambung pula: “Terpujilah Allah, terpujilah nama-Nya yang besar, terpujilah para malaikat-Nya yang kudus. Hendaklah nama Tuhan yang besar ada di atas kita dan terpujilah hendaknya segala malaikat untuk selama-lamanya. Sungguh aku telah disiksa oleh Tuhan, tetapi kulihat anakku Tobia!”
Markus dalam injilnya (Mrk 12: 35-37) mewartakan: “Ketika mengajar di Bait Allah, Yesus berkata: “Bagaimana ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud? Daud sendiri oleh pimpinan Roh Kudus berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu.
Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?” Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Tobit mengalami kebutaan selama 2 tahun. Dia diolok-olok, dihina dan ditinggalkan banyak orang karena dia dianggap orang berdosa yang sedang dihukum Allah.
Dia disembuhkan Allah berkat bantuan orang lain (Rafael, Tobia, Hanna) dan ikan. Allah memakai mereka sebagai saluran rahmat dan penyembuhan. Semoga kita (badan, jiwa, akal budi dan ketrampilan) rela untuk dipakai sebagai saluran berkat.
Dua, Daud menyebut Yesus, Tuannya, bagaimana mungkin Dia disebut anaknya?
Yesus disebut anak Daud, karena Dia lahir dan besar di tanah milik Raja Daud, dan ada hubungan darah dengan sang raja.
Semoga kita pun yang sudah dibaptis disebut anak-anak Allah, dan saudara-saudara yang akan dibaptis, akan mengalami kemuliaan Allah. Amin.
Mgr Nico Adi MSC