Renungan Harian 30 Mei 2023

Dalam Sir 35: 1-12 diserukan: “Siapa yang memenuhi hukum Taurat mempersembahkan banyak korban, dan orang yang memperhatikan segala perintah menyampaikan korban keselamatan. Orang yang membalas kebaikan mempersembahkan korban sajian dan yang memberikan derma menyampaikan korban syukur.

Yang direlai Tuhan ialah menjauhi kejahatan, dan menolak kelaliman merupakan korban penghapus dosa.

Jangan tampil di hadirat Tuhan dengan tangan yang kosong, sebab semuanya wajib menurut perintah. Persembahan orang jujur melemaki mezbah, dan harumnya sampai ke hadapan Yang Mahatinggi.

Tuhan berkenan kepada korban orang benar, dan ingatannya tidak akan dilupakan. Muliakanlah Tuhan dengan kemurahan, dan buah bungaran di tanganmu janganlah kausedikitkan.

Sertakanlah muka yang riang dengan segala pemberianmu, dan bagian sepersepuluh hendaklah kaukuduskan dengan suka hati. Berikanlah kepada Yang Mahatinggi berpadanan dengan apa yang Ia berikan kepadamu, dengan murah hati dan sesuai dengan hasil tanganmu.

Dia itu Tuhan pembalas, dan engkau akan dibalas-Nya dengan tujuh lipat. Jangan mencoba menyuap Tuhan, sebab tidak diterima-Nya, dan janganlah percaya pada korban kelaliman! Sebab Tuhan adalah Hakim, yang tidak memihak.

Markus dalam injilnya (Mrk 10: 28-31) mewartakan: “Ketika itu, berkatalah Petrus kepada Yesus: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!”

Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.

Banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, Putra Sirakh menyebut dengan jelas persembahan yang berkenan kepada Allah dan maknanya. Tidak harus berupa korban sembelihan/korban bakaran sehingga tidak sulit untuk dilaksanakan. Contohnya, menjauhi kejahatan dan menolak kelaliman, korban penghapus dosa.

Hendaknya melakukannya dengan tulus dan sukacita.

Dua, ketika Petrus bertanya tentang upah sebagai pengikut-Nya, jawaban Yesus luar biasa dan tak terduga: banyak sekali dan mulia.

Allah betul-betul murah hati kepada orang yang telah bekerja keras untuk keselamatan banyak orang. Semoga kita pun sebagai anak-anak Allah, bertindak demikian: murah hati seperti Bapa di surga. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *