Renungan Harian 29 Mei 2023

Hari ini kita memperingati St Maria Bunda Gereja. Karena ketaatan Maria kepada kehendak dan rencana keselamatan Allah, Anak Tunggal Allah menjelma dan tinggal di antara manusia.

Ketika Yesus menyerahkan ibu-Nya kepada Yohanes – murid yang dikasihi-Nya, Maria menjadi Bunda para rasul. Pada gilirannya, Maria menjadi Bunda umat beriman, karena percaya kepada Yesus itu.

Paus Paulus VI tahun 1964 menyatakan Maria patut mendapat gelar-gelar yang paling lembut. Tahun 1975, Gereja memasukkan dalam Buku Misa Romawi sebuah misa yang dipersembahkan untuk menghormati Maria sebagai Bunda Gereja.

Dalam Kis 1: 12-14 diberitakan: “Ketika itu, kembalilah para rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem.

Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus.

Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.

Yohanes dalam injilnya (Yoh 19: 25-34) mewartakan: “Di dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena.

Ketika melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Yesus kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!”

Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.

Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia — supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci —:”Aku haus!”

Di situ ada sesuatu bekas penuh anggur asam. Lalu mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.

Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib — sebab Sabat itu adalah hari yang besar — datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki mereka itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan.

Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus.

Ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, pada tahun 1964 Paus menyatakan Maria layak mendapat gelar-gelar yang paling lembut dan tahun 1975 ditetapkan satu misa untuk menghormati Bunda Maria sebagai Bunda Gereja.

Tentu jauh sebelum adanya penetapan itu, Maria sudah menerima gelar-gelar dari Yesus Anaknya dan dari Bapa surgawi. Dia tidak menuntut dunia atau umat beriman untuk memberi gelar-gelar itu karena dia sudah mulia di surga. Yang paling penting ialah dia turut serta dalam karya keselamatan Alah dengan setia sebagai hamba Tuhan”.

Dua, sejak Maria menerima Yohanes sebagai Anaknya dan tinggal bersama dengan para rasul, dia menjadi bunda umat beriman (= Bunda Gereja).

Marilah kita berterima kasih kepada Allah karena diberi ibu yang amat baik dan setia. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *