
Hari ini adalah hari ke-7 Pekan Doa Sedunia. Semoga karena doa-doa yang kita panjatkan, banyak orang yang makin perhatian dan berusaha untuk mewujudkan persatuan dengan sesama umat kristen, dan buah-buahnya juga dirasakan oleh umat yang berkeyakinan lain.
Hari ini kita memperingati 1 orang kudus: Santo Fransiskus de Sales. Dia adalah seorang yang cerdas, dan setelah menamatkan studinya di perguruan tinggi, dia ditahbiskan sebagai imam. Karya-karyanya sebagai jalan untuk pembinaan iman umat, disebarluaskan melalui pamflet-pamflet dan ditempelkan di seluruh dinding kota. Dalam waktu singkat, 2500 orang bertobat.
Tahun 1597 dia ditahbiskan sebaga uskup, dan dikenal sebagai uskup yang bijaksana, ramah dan menyayangi umatnya. Pendiri tarekat Suster-suster visitasi itu meninggal tahun 1662. Dia digelari pujangga Gereja.
Dalam Ef 3: 8-12, Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu. Aku diutus pula untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah.
Dia menciptakan segala sesuatu, supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada para pemerintah dan para penguasa di sorga, sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya.
Yohanes dalam injilnya (Yoh 15: 9-17) mewartakan sabda Yesus kepada para murid-Nya: “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Tuhan dan umat Allah juga membutuhkan para gembala umat (uskup dan imam) yang cerdas dan kreatif untuk membela dan mewartakan iman dan kebenarannya melalui pelbagai media sosial, agar menjangkau sebanyak mungkin orang.
Semoga banyak orangtua yg merelakan dan mendukung anak-anaknya untuk menjadi imam, biarawan-biarawati, apalagi mereka itu cerdas, kreatif, ramah serta setia dan peduli pada kehidupan dan keselamatan sesamanya.
Pertama-tama, tentu bukan supaya dia menjadi terkenal, tetapi terutama agar banyak jiwa mengenal Allah dan memperoleh keselamatan.
Dua, Yesus bersabda: “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh”.
Semuanya diberikan demi kebaikan manusia, apalagi dengan menyebut kita adalah sahabat-sahabat-Nya, Allah tidak rela kita mati dan binasa.
Semoga kita berusaha agar beroleh kehidupan kekal dengan tetap menghargai anugerah Allah itu, dan menghidupinya dengan setia. Amin.
Mgr Nico Adi MSC