Hari ini kita memperingati 2 orang kudus: St Basilius Agung dan Gregorius dr Nazianze – Uskup dan Pujangga Gereja. Basilius lahir di Kaisarea tahun 329 dari keluarga kristen yang saleh. Dia studi di Konstantinopel dan Athena. Di Athena dia bersahabat dengan Gregorius dr Nazianze.
Dia membangun biara di Asia kecil, dan digelari Bapa Perintis untuk hidup membiara di Gereja Timur. Dia kemudian diangkat sebagai Uskup tahun 370. Ia giat membela iman terhadap serangan bidaah Arianisme. Dia meninggal tanggal 1 Januari 379 dan dihormati sebagai Pujangga Gereja.
Paulus dalam Ef 4:1-7.11-13 menyapa umatnya: “Saudara-saudara, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, menasihati kamu supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera.
Satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.
Kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar.
Semuanya itu untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.
Dalam Injilnya (Mat 23:8-12), Matius mewartakan sabda Yesus: “Janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Basilius berasal dari keluarga kristen yang saleh. Peran orangtua dan pendidikan di dalam keluarga amatlah penting bagi anak-anak mereka.
Mendampingi anak-anak dan memberikan pengertian kepada mereka tentang kebaikan dan hubungan pribadi dengan Allah, tidak bisa digantikan oleh medsos, atau fasilitas lainnya.
Apa yang dilakukan orangtua sehari-hari dengan setia, sabar dan gembira merupakan teladan yang amat berharga bagi anak-anak. Maka, hendaknya orangtua memperhatikan dan melakukan hal ini, agar seluruh anggota keluarga hidup selaras dengan panggilan yang dianugerahkan Allah kepada mereka masing-masing.
Dua, Yesus menegaskan: “Barang siapa ingin menjadi besar, hendaklah dia menjadi pelayanmu”.
“Menjadi besar” yang diajarkan dan dilakukan Yesus, tentu pertama-tama bukan karena harta, pangkat, popularitas, tetapi karena pelayanan yang dilakukan dengan kerendahan hati, hormat dan sukacita, serta ketulusan.
Semua itu menuntut pengorbanan. Hendaknya kita rela dan tulus dalam melakukan tindakan itu. Amin.
Mgr. Nico Adi, MSC