Renungan Harian 2 Oktober 2022

Perbedaan Itu Anugerah

 HARI MINGGU BIASA XXVII

02 Oktober 2022

Bacaan I               : Hab 1: 2-3; 2: 2-4

Bacaan II              : 1 Tim 1: 6-8. 13-14

Injil                         : Luk 17: 5-10

Semua akan indah pada waktunya

Monika, hidup di abad ke-4, santa yang menjadi favorit para ibu dan kiblat hidup para pendoa. Dia bersuamikan Patrisius. Patrisius bersama ibundanya adalah seorang yang kasar dan tak beriman. Monika tiada henti berdoa supaya Tuhan mengubah perilakunya supaya menjadi seorang Katolik yang taat. Dalam jangka waktu yang lama, doanya dikabulkan Tuhan. ‘Indah pada waktunya.’ Setelah itu, tugasnya belum selesai. Sebab anaknya yang sejak kecil sudah dibaptis, dalam perkembangan remaja dan dewasa menjadi pribadi yang brandalan. Hidupnya jauh dari iman Katolik, termasuk di antara kenakalannya: mempunyai anak tanpa menikah. Tujuh belas tahun Monika mendoakan anaknya, sampai akhirnya Agustinus mengubah hidupnya. Bahkan kemudian Agustinus menjadi seorang suci dan teolog besar dalam sejarah Gereja. ‘Indah pada waktunya’.

Habakuk adalah seorang nabi yang hidup pada abad ke-6 sebelum Masehi. Pada zamannya, Habakuk merasa sendirian dalam pembelaan kebenaran. Sebab situasi umat adalah penuh kelaliman dan ketidakadilan. Dan seolah-olah tidak ada yang peduli pada kebenaran dan kebaikan. Ia mengeluh kepada Tuhan, “Tuhan, berapa lama lagi aku berteriak, tetapi tidak Kau dengar,  aku berseru kepadaMu ‘Penindasan’ tetapi tidak Kau tolong?…” (Hab 1: 2). Tuhan mendengarkan keluhan Nabi Habakuk, dan Tuhan membesarkan hati serta memberi pengharapan kepada dia dan karyanya. “Sungguh, orang yang sombong tidak lurus hatinya, tetapi orang benar akan hidup berkat imannya” (Hab 2: 4). Tuhan mendorong Habakuk untuk terus menyuarakan kebenaran dan Tuhan akan menopang perjuangannya. Indah pada waktunya.

Orang beriman tidak pernah kehilangan pengharapan. Sebab ia hanya bersandar kepada Tuhan yang tidak pernah memutus pengharapan yang luhur dan mulia. Kekuatan Tuhan pastilah mengalahkan segala kefrustrasian dan ketidakmungkinan yang sering menghantui setiap pribadi. Memang jalan Tuhan bukan jalan manusia. Semua akan indah pada waktunya. “Sekiranya kamu memiliki iman sebesar biji sesawi, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: ‘Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut’, dan pohon itu akan menuruti perintahmu” (Luk 17: 6).

Romo F.X. Agus Suryana Gunadi, Pr

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *