Dalam Ams 3: 27-34 dikisahkan beginilah firman Tuhan: “Janganlah menahan kebaikan dari orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. Janganlah engkau berkata kepada sesamamu: “Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi,” sedangkan yang diminta ada padamu.
Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau. Janganlah bertengkar tidak semena-mena dengan seseorang, jikalau ia tidak berbuat jahat kepadamu.
Janganlah iri hati kepada orang yang melakukan kelaliman, dan janganlah memilih satu pun dari jalannya, karena orang yang sesat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat.
Kutuk TUHAN ada di dalam rumah orang fasik, tetapi tempat kediaman orang benar diberkati-Nya. Apabila Ia menghadapi pencemooh, Ia pun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.
Lukas dalam injilnya (Luk 8: 16-18) mewartakan sabda Yesus kepada orang banyak: “Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya.
Tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar.
Siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari orang itu akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, dikisahkan firman Tuhan: “Janganlah menahan kebaikan dari orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. Janganlah engkau berkata kepada sesamamu: “Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi,” sedangkan yang diminta ada padamu”.
Mengapa Tuhan begitu memperhatikan hal-hal itu? Karena, Allah adalah Allah yang peduli pada kehidupan, dan bukan pada kematian. Hendaknya tiap-tiap hari kita menjadi orang-orang yang peduli pada kehidupan. Kehidupan itu meliputi: kebersihan, kesehatan, ketenangan, budi pekerti, hal-hal rohani, dan lain-lain.
Dua, Yesus bersabda: “Siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari orang itu akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya.”
Siapa yang mempunyai (= kerja keras, rela berkorban, peduli, suka menolong, jujur dan bertanggung jawab) kepadanya akan diberi. Sedangkan orang yang tidak mempunyai (= hanya mau enak-enak, malas, gak jujur, semaunya sendiri) tidak akan pernah mendapatkan apa-apa yang membahagiakan.
Maka, bersama Allah, bangkit dan bergeraklah untuk melakukan perbuatan yang baik sehingga kita mempunyai apa-apa dalam hidup, dan akan diberi lagi agar kita makin memenuhi kehendak Allah, berkembang dan bahagia bersama dengan sesama. Amin.
Mgr Nico Adi MSC