HARI RAYA ALLAH TRITUNGGAL MAHAKUDUS
12 Juni 2022
Bacaan I : Ams 8: 22-31
Bacaan II : Rom 5: 1-5
Bacaan Injil : Yoh 16: 12-15
Pengalaman kita tentang Allah begitu beragam
Dalam suatu retret kampus, seorang mahasiswa menceritakan dengan detil, siapa sosok ibu kandungnya. Dia mengisahkan bahwa ibunya adalah sosok pahlawan baginya. Ketika mengingat masa kecil, ia sangat tahu betapa ibunya ini seseorang yang selalu menjaganya. Ibu membisikkan kata-kata indah bernada optimis, menerangkan tentang dosa, memaafkan jika melakukan kesalahan, memberi kesempatan untuk bertumbuh, mendorong untuk melakukan keputusan terbaik. Di samping itu, ia tahu bahwa ibunya selalu menjamin hidup dengan gizi sehari-hari. Ketika menginjak remaja, dia mengalami ibu sebagai teman dan sahabatnya. Ia tidak canggung untuk bercerita tentang apa yang dia alami di sekolah, dalam pergaulan, dan ia pun tidak ragu untuk mengajak ibunya menemani ke manapun ia mau pergi. Dan ibunya selalu mau saja. Ketika sekarang ia harus terpisah dari sang ibu, karena harus kuliah di luar kota, segala teladan hidup dan nasihat ibu seolah-olah mengiringi langkahnya. Bahkan ibunya seolah-olah selalu hadir dan membisikkan kata-kata bijaksananya.
Mungkin itu bisa menjadi gambaran ketika kita mau memahami Allah Tritunggal, Satu Allah Tiga Pribadi. Dalam sejarah keselamatannya, bangsa Israel mengalami pengalaman Allah dalam wujud, watak, dan sikap-Nya yang sangat kaya. Allah memilih Abraham, menuntunnya ke tanah terjanji yang berlimpah dengan susu dan madunya. Dalam suka dukanya, Abraham dan keturunannya mengalami Allah sebagai seorang Bapa yang memimpin, melindungi, dan menjamin hidup mereka. Kasih-Nya tiada berkesudahan. Itu dirasakan bangsa Israel dengan kehadiran para hakim, nabi, dan raja. Selanjutnya Allah hadir sangat dekat ketika menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus. Ia menampilkan diri sebagai sahabat setiap pribadi. Sahabat yang memberi rasa nyaman, mendengarkan keluhan dan keinginan dan mewujudkannya. “Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaanKu; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari padaKu” (Yoh 16: 15). Bahkan Dia rela mati demi keselamatan para sahabat ini. Setelah kebangkitan-Nya, Dia tidak pernah meninggalkan Gereja yang sangat dikasihi-Nya dengan hadir melalui Roh Kudus-Nya. Roh itu yang memimpin perjalanan Gereja hingga kini.
Kita bersyukur berada dalam relasi dengan Tuhan Allah yang begitu kaya. Dan syukur itu kita wujudkan dalam hidup penuh kepercayaan pada Allah yang selalu memimpin dan mengiringi kita sebagai seorang Bapa, Sahabat, dan Roh.
Romo Agus Suryana Gunadi, Pr