Bertolaklah ke Tempat yang Dalam

Duc in Altum

Mgr Inno memilih ‘Duc in Altum’ sebagai  motto tahbisan uskupnya. Menurutnya, motto ‘Duc in Altum’  yang dipilihnya adalah kelanjutan dari motto tahbisan imamatnya dalam Luk 5:5 “Tetapi karena Engkau menyuruhnya”. Ia pun  menjelaskan, Petrus semalaman menjala dan tidak menangkap apa-apa. Lalu Yesus menyuruhnya ‘Duc in Altum’, “Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkanlah jalamu”. Awalnya, Petrus agak ragu-ragu, tapi karena Yesus yang menyuruhnya, maka, ia menebarkan jala dan menangkap banyak ikan.

“Saya pun mengalami dalam perjalanan imamat saya sampai tahbisan uskup sekarang ini. Dalam kelemahan dan kerapuhanku, saya tetap percaya, bahwa sama seperti seorang tentara tidak mungkin pergi berperang tanpa senjata. Maka, demikian pun Tuhan yang telah memanggil dan memilihku menjadi gembala keuskupan ini, Dialah yang akan melengkapi dan menyempurnakanku,” katanya.

Semangat ‘Duc in Altum’ telah membuatnya rajin berkunjung ke paroki-paroki yang jauh dan terpencil sebelum tahbisan uskup.

100 persen Katolik, 100 persen Indonesia

Dalam kesempatan itu, Mgr Inno juga menekankan tentang pentingnya semangat kebangsaan ‘100 persen Katolik, 100 persen Indonesia’ yang baginya masih tetap relevan hingga hari ini. “100 persen Katolik, 100 persen Indonesia’ adalah moto Mgr Albertus Soegijapranata, SJ yang telah tetap relevan bagi kita umat Katolik Indonesia sepanjang masa. Maka, cintaku kepada Gereja Katolik tetap beriringan dengan rasa banggaku sebagai orang Indonesia. NKRI adalah harga mati,” ungkapnya.

Semangat itu pula yang telah mendorongnya dalam 3 tahun terakhir ini untuk selalu mengajarkan kepada para mahasiswa dan katekis untuk melakukan kegiatan anak-remaja lintas agama dengan tema ‘Satu Cinta, Seribu Senyum”.

Mgr Inno pun berkomitmen dalam masa penggembalaannya, ke manapun ia berkunjung akan selalu diisi dengan kegiatan anak-remaja lintas agama.

“Teman, mari kita terbuka dengan saudara beda agama. Teman, mari kita menghormat dengan orang yang beda pendapat. Ada Islam, ada Buddha, ada Hindu, ada Kristen, dan semuanya, kita bersaudara. Saya berharap, semoga semua pemimpin agama, mari kita membantu pemerintah menerbarkan pesona cinta dan kerukunan kepada semua anak bangsa di manapun kita berada dan berkarya,” ajaknya.

Ia pun mengajak tokoh-tokoh agama untuk bekerja sama dalam membangun kerukunan. “Kita turun sama-sama, biar orang-orang di akar rumput mereka tahu bahwa memang kita yang di atas-atas bersaudara, bukan tukang berkelahi,” tegasnya.

Prosesi penahbisan Mgr Inno dilakukan melalui penumpangan tangan Duta Besar Vatikan untuk Indonesia (Nuncio Apostolik bagi Indonesia) Mgr Piero Pioppo, disusul Uskup Agung Merauke Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC (Penahbis 1), Uskup Manado Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC (Penahbis 2) dan para uskup se-Indonesia yang menghadiri ekaristi tersebut.

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *