
Pesan Paus Fransiskus
Dalam pesannya pada hari Komunikasi Sosial Sedunia yang ke-56 tahun ini terungkap pandangan Paus Fransiskus berikut ini:
Satu, “Mendengarkan”, menjadi unsur sentral dalam komunikasi kita, dalam pergaulan dan hidup kita bersama orang lain. Dan merupakan syarat penting kalau orang ingin mengadakan dialog yang sejati.
Pada saat yang sama cara berkomunikasi kita telah mengalami perkembangan banyak sekali. Karena “mendengarkan” mengalami perkembangan baru yang penting di bidang komunikasi dan informasi melalui berbagai podcast dan pesan audio. “Mendengarkan” tetap sangat esensial dalam komunikasi manusia.
Dua, lawan dari “mendengarkan” adalah “didengarkan”. Menurut para ahli, kebutuhan untuk didengarkan, merupakan kebutuhan mutlak bagi seitiap orang, sehingga orang dapat mengalami gangguan kejiwaannya kalau tidak didengarkan. Kebutuhan untuk didengarkan kerap tersembunyi. Sehingga merupakan tantangan bagi siapa saja yang terpanggil menjadi pendidik atau formator, atau yang memainkan peran sebagai komunikator: seperti para orangtua dan guru, para imam dan petugas pastoral, para profesional di bidang komunikasi dan mereka yang menjadi pelayan di bidang sosial atau politik.
Kenyataannya, kita sedang kehilangan kemampuan mendengarkan orang-orang di sekitar kita, baik dalam hubungan yang biasa sehari-hari maupun ketika memperdebatkan isu-isu penting dalam kehidupan masyarakat.
Tiga, “Mendengarkan dengan telinga hati.” Inilah inti pokok pembicaraannya, sehingga sebaiknya menjadi bab tersendiri pula.