Menghidupi Semangat Belarasa Paskah

Menghidupi belarasa Paskah

Sebagai kesimpulan mari kita hayati nilai-nilai yang perlu bagi belarasa kita,  sessuai teladan Tuhan kita Yesus Kristus.

1. Pengosongan diri

Kalau Tuhan Yesus mengosongkan diri berarti meninggalkan segala keagungan dan kemuliaan-Nya sebagai Allah, lalu mengambil rupa sebagai manusia lemah seperti kita. Untuk kita apa yang diperlukan sebagai pengosongan diri kita? Ada dua yang dapat kita pikirkan:

Satu, kita tinggalkan semua kepentingan diri. Kita membantu dan menolong bukan untuk kampanye. Juga bukan untuk pemenuhan diri sebagai orang yang berwatak aktif. Apa lagi bukan untuk mencari muka atau nama, ingin menonjolkan diri, atau ingin dipuji. Motivasi murni demi Tuhan, dan tulus harus mendasari segala perbuatan belarasa kita.

Dua, menganggap diri sendiri sama dan sederajat dengan sesama yang kita bantu dan tolong meski betapa miskinnya dia dan betapa kayanya saya dan betapa tinggi kedudukan saya. Saya dengan dia sama tinggi dan semartabat, karena sama-sama diciptakan Allah sebagai gambar Allah sendiri. Sama-sama dikasihi dan ditebus oleh Tuhan Yesus. Kita sama mahal harganya: yaitu seharga penciptaan dan penebusan Allah. Ini berarti kita harus mengosongkan diri dari budaya atau kebiasaan hidup yang menghargai orang sesuai kedudukan di tengah masyarakat atau sesuai dengan kekayaannya. Akibatnya yang miskin direndahkan, dan tidak dihargai. Orang yang menolong kerap merasa lebih tinggi, sedang yang minta tolong itu rendah kedudukannya. Kita mengosongkan diri dari kebudayaan semacam itu.

2. Menghargai

Dengan mengosongkan diri tersebut, barulah kita dapat mengasihi sesama dengan baik, yaitu dengan menghargai sebaik-baiknya, siapapun dia dan bagaimanapun keadaan hidupnya. Berbelarasa itu perbuatan kasih. Maka perlu disertai sikap menghargai, sesuai pandangan Yesus, yaitu menghargai karena mereka telah diciptakan menurut gambar dan citra Allah sendiri. Mereka juga telah ditebus dengan salib-Nya. Penghargaan terhadap sesama menjadi dasar belarasa kita, dan dengan demikian mendasari sikap-sikap dan perilaku kita saat kita berbuat baik dan berbelarasa. Kita akan tetap rendah hati, tidak sombong, dan tidak arogan.

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *