Mengembangkan Pribadi Non Konsumtif demi Pemulihan Bumi

Suster Nurwaningsih SDP menyampaikan, gaya hidup suster atau biarawan-biarawati yang memakai pakaian khas mendukung hidup ekologis. “Ya, ngomong-ngomong saja, misalnya, pakaian yang saya kenakan ini sudah lebih dari 4 atau 5 tahun gitu ya,” kata Kepala SMP Kebondalem, Tembalang Semarang itu dalam Webinar “Mengembangkan Kepribadian Non Konsumtif bagi Pemulihan Ekologi”, 2 Maret 2022 lalu.

Suster Nur melanjutkan, para suster di kongregasinya terbiasa merawat semua yang dimiliki dalam kesederhanaan sebagai persembahan hidup. Karena hidup dalam kebersamaan bersama anggota komunitas, para suster pun terbiasa merawat barang atau sarana yang dipakai bersama.

“Para suster itu hidup di dalam komunitas. Komunitas tentu ada sarana-sarana yang digunakan bersama yang mendukung untuk pelayanan, perawatan sepeda motor atau sepeda ontel. Kemudian mengenai lampu, kemudian barang-barang yang ada di dalam komunitas, termasuk piring, sendok, gelas itu kalau mau kita hayati dalam hidup kebersahajaan, memang menjadi bagian dari apa yang kita komitmenkan, kami komitmenkan untuk hidup di dalam kesahajaan. Bagaimana merawat barang-barang rumah tangga sehingga nanti tidak mudah untuk membeli, tidak mudah untuk ganti, tetapi merawatnya untuk keperluan yang memang mendukung apa yang menjadi pelayanan,” katanya.

Selain merawat sarana pelayanan bersama, lanjutnya, para suster dalam kesahajaan memanfaatkan waktu yang dihadiahkan Tuhan sedemikian rupa. “Maka, disiplin-disiplin diri dalam hidup keseharian itu memang menjadi bagian yang menjadi komitmen ya, menjadi persembahan hidup,” katanya. Hal itu termasuk juga dalam disiplin menghayati kesediaan untuk bersembah sujud kepada Tuhan setiap kali.

“Kami sebagai Suster-suster Penyelenggaraan Ilahi tentu mengimani dan percaya kepada penyelenggaraan Allah yang setiap hari menyelenggarakan. Maka, setiap hari dan setiap saat itu mempersembahkan diri di dalam doa-doa baik pribadi maupun bersama. Nah, di situlah sumber sebetulnya, sumber kesahajaan. Sumber kesahajaan, sumber yang akan mendasari dan mengalir pada perilaku-perilaku. Jadi, penentu perilaku dalam keseharian adalah kesediaan dan ketaatan kami untuk bersembah sujud di hadapan Allah Sang Penyelenggara. Karena di situlah nanti akan mengalir bagaimana rasa syukur, berterima kasih, kemudian juga untuk menghayati kerasulan-kerasulan yang dipercayakan kepada kami atau sedang kami jalani. Ini yang utama,” tuturnya.

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *