Dalam 1Raj 12: 26-32 dikisahkan: “Berkatalah Yerobeam dalam hatinya: “Kini mungkin kerajaan itu kembali kepada keluarga Daud. Jika bangsa itu pergi mempersembahkan korban sembelihan di rumah TUHAN di Yerusalem, tentulah hati bangsa ini akan berbalik kepada tuan mereka, yaitu Rehabeam, raja Yehuda, kemudian mereka akan membunuh aku dan akan kembali kepada Rehabeam, raja Yehuda.”
Sesudah menimbang-nimbang, raja membuat dua anak lembu jantan dari emas dan ia berkata kepada mereka: “Sudah cukup lamanya kamu pergi ke Yerusalem. Hai Israel, lihatlah sekarang allah-allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.” Lalu ia menaruh lembu yang satu di Betel dan yang lain ditempatkannya di Dan.
Maka hal itu menyebabkan orang berdosa, sebab rakyat pergi ke Betel menyembah patung yang satu dan ke Dan menyembah patung yang lain. Ia membuat juga kuil-kuil di atas bukit-bukit pengorbanan, dan mengangkat imam-imam dari kalangan rakyat yang bukan dari bani Lewi.
Kemudian Yerobeam menentukan suatu hari raya pada hari yang kelima belas bulan kedelapan, sama seperti hari raya yang di Yehuda, dan ia sendiri naik tangga mezbah itu. Begitulah dibuatnya di Betel, yakni ia mempersembahkan korban kepada anak-anak lembu yang telah dibuatnya itu, dan ia menugaskan di Betel imam-imam bukit pengorbanan yang telah diangkatnya.
Markus dalam injilnya (Mrk 8: 1-10) mewartakan: “Pada waktu itu ada orang banyak di situ yang besar jumlahnya, dan karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: “HatiKu tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh.”
Para murid-Nya menjawab: “Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?” Yesus bertanya: “Berapa roti ada padamu?” Jawab mereka: “Tujuh.”
Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya kepada orang banyak.
Mereka juga mempunyai beberapa ikan, dan sesudah mengucap berkat atasnya, Ia menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang.
Lalu orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Ia segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Raja Yerobeam membuat dua anak lembu jantan dari emas. dan ia berkata Israel: “Sudah cukup lamanya kamu pergi ke Yerusalem. Lihatlah sekarang allah-allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.” Ia berbuat demikian (mengganti Allah dengan baal) karena takut kehilangan jabatan dan pengaruh. Akibatnya Israel makin berdosa.
Pemimpin sudah semestinya mengantar masyarakatnya (=anggota keluarganya, komunitasnya, warganya) ke jalan yang aman bukan malah mencelakakan mereka.
Dua, orang mengumpulkan sisa-sisa roti sebanyak 7 bakul, padahal berasal dari 7 potong roti dan yang makan 4 ribu orang. Sisa-sisa roti yang dikumpulkan itu bukan berarti “pecahan-pecahan roti” yang pantas diberikan kepada hewan piaraan, tetapi “potongan-potongan yang masih ada dan layak dimakan manusia”.
Mengumpulkan roti merupakan wujud solidaritas (= ada banyak yang belum makan), tanda cinta lingkungan (= tidak membuang sampah seenaknya) tetapi juga tindakan berhemat.
Hendaknya kita pun menghargai apa yang bisa kita makan, dan berani berbagi dengan mereka yang tidak punya. Amin.
Mgr Nico Adi MSC