Renungan Harian 16 Januari 2022

HARI MINGGU BIASA II

Minggu 16 Januari 2022

 

Bacaan I          : Yes 62: 1-5

Bacaan II        : 1 Kor 12: 12-30

Bacaan Injil     : Yoh 2: 1-11

 

Kita membawa kesetiaan Allah untuk kita wartakan

Tahukah Anda mengapa perkawinan Katolik itu satu dan tak terceraikan? Mengapa perkawinan Katolik itu harus monogami dan bukan poligami? Jawabannya sederhana, yaitu karena di hadapan Allah pria dan wanita adalah setara. Nilai seorang perempuan tidak lebih rendah sedikit pun dibanding pria. Kisah tentang penciptaan perempuan dari tulang rusuk laki-laki sering dipuisikan sebagai berikut: Woman was made from the rib of man; not from his head to top him; nor from his feet to be stepped upon; but from his side to be equal; under his arm to be protected;  and next to the heart to be loved. Setara berarti satu dengan satu, bukan satu dengan dua atau tiga. Mengapa tak terceraikan? Karena melambangkan kesetiaan Allah yang tidak pernah meninggalkan sedetik pun umatNya.

Relasi antara Allah dan umatNya digambarkan dengan sangat serius. Yesaya melukiskan umat Israel sebagai mempelai Allah. Ini adalah gambaran yang sangat mendalam dan sesungguhnya dan semestinya mengharu-birukan perasaan bangsa terpilih. Perhatikanlah ungkapan Allah yang disuarakan oleh Yesaya tentang kasih dan kesetiaanNya. “Oleh karena Sion, aku tidak dapat berdiam diri. Dan oleh karena Yerusalem, aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatan menyala seperti suluh… Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan dan serban Kerajaan di tangan Allahmu. Engkau tidak akan disebut lagi ‘Yang ditinggalkan suami’, negerimu tidak akan disebut lagi ‘Yang sunyi’. Tetapi engkau akan dinamai ‘Yang berkenan kepada Tuhan’ dan negerimu akan disebut ‘Yang bersuami’, sebab Tuhan telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami. (Yes 62: 1-4)” Allah adalah setia. Itulah yang dititipkan oleh Gereja kepada setiap suami istri. Untuk selalu setia sebagaimana Allah.

Kisah tentang Perkawinan di Kana mengantarkan kita pada peneguhan akan panggilan kita masing-masing terutama mereka yang membangun hidup berkeluarga. Keterlibatan Allah yang hadir dalam jatuh bangun dan suka duka keluarga membuat bangunan  kesetiaan itu kuat.  Dan memang keberadaan keluarga dititipi Allah untuk menjadi saksi kesetiaan Allah kepada umat manusia.

Romo Agus Suryana Gunadi, Pr

 

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *