Renungan Harian 25 Desember 2021

HARI RAYA NATAL

25 Desember 2021

 

Bacaan I          : Yes 9: 1-6

Bacaan II        : Titus 2: 11-14

Bacaan Injil     : Luk 2: 1-14

 

Natal, kegembiraan yang dibagikan.

Ini adalah cerita tentang Natal di suatu stasi yang agak pelosok. Seperti biasa digambarkan, kehidupan sebuah desa yang hangat antar warganya. Mereka merayakan hari raya keagamaan warganya secara bersama-sama dengan penuh syukur. Merayakan hari keagamaan bagi mereka yang beragam ini seperti ikut mengambil bagian dalam sebuah pesta perkawinan. Bukan hanya datang untuk kondangan, tetapi bahkan menjadi panitia inti yang ikut membuat tenda, menata kursi, mengirim undangan, menjadi among tamu, memasak di dapur dan sebagainya. Ketika seorang tetangga sedang mempunyai kerepotan, dengan segera tetangga yang lain ‘ngambyuk’ hadir dan membantu yang kerepotan. Di benaknya jauh lebih subur gagasan tentang ‘sedulur’ daripada berpikir tentang perbedaan dan hal lain. Ketika Natal menjelang, apa yang mereka lakukan? Otomatis kampung itu merancang kerjabakti. Hebatnya bukan saja membersihkan jalan dan parit, tetapi bahkan masuk ke gereja, ikut membersihkan langit-langit dalam gereja, mengelap bangku dengan kain basah, mendekor altar, dan sebagainya. Dan ketika saudara Kristiani merayakan misa/kebaktian, mereka mengambil bagian di luar gereja dalam tugas-tugas keamanan dan parkir. Ketika misa selesai dan umat keluar dari gereja, di depan pintu gereja mereka telah disambut oleh segenap warga yang tampak dengan tulus ikut menyambut dengan ucapan selamat.

Nyata benar bahwa Natal bukanlah sekadar aksesoris kehidupan, apa lagi sebatas iklan bisnis. Natal tidak berhenti pada semaraknya jalan utama di kota, kerlap-kerlip lampu di setiap sudut jalan, lagu-lagu ‘We wish you merry Christmas’ yang bergaung di setiap toko dan mal. Bagi penduduk kampung di atas, natal adalah kegembiraan yang diserukan dan dibagikan. Kepada para gembala, malaikat mewartakan kegembiraan, “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan di kota Daud.”

Masih mungkinkah kita merintis kegembiraan bersama dalam keberagaman, ketika kita menyambut kedatangan Tuhan? Penduduk kampung di atas melakukan silaturahmi atas nama kegembiraan iman, kepada mereka yang bahkan bukan saudara seiman. Sementara yang terjadi dengan kecenderungan saat ini: kita merayakan natal dengan ibadah, dan setelah selesai kita masuk rumah dan asyik dengan diri kita sendiri. “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi bagi orang yang berkenan kepada-Nya” adalah pujian kepada Allah yang memberikan damai sejahtera kepada kita yang berkenan kepada-Nya. “Berkenan kepada-Nya’, siapa yang berkenan kepada-Nya? Tentulah bukan mereka yang mengalami kegembiraan bagi diri sendiri, tetapi mereka yang membagikan kegembiraan kepada saudara-saudara lain.

Selamat Natal.

Romo Agus Suryana Gunadi, Pr

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *