Hari ini kita memperingati satu orang kudus, Santo Leo Agung – Paus dan Pujangga Gereja.
Attila, pemimpin bangsa Wandal, sekitar tahun 450 memporak-porandakan Eropa. Dua kali Roma terhindar dari serangan mereka, berkat keberanian Paus Leo. Ia sendiri menghadapi mereka. Sebagai pembela iman, Paus Leo sungguh agung, karena berani melawan bidaah Monofisitisme dan Nestorianisme. Ajaran imannya menjadi kerangka Konsili Chalcedon. Kekayaan rohaninya mengalir lewat khotbah-khotbahnya dan buku-buku doa yang ditulisnya. Beliau wafat pada tahun 461.
Ajaran monofisitisme adalah ajaran sesat (bidaah) yang menegaskan bahwa Yesus hanya mempunyai kodrat ilahi saja. Kemanusiaannya telah diserap oleh keilahian-Nya.
Ajaran resmi Katolik: Yesus itu satu pribadi namun sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia (satu pribadi, dua kodrat).
Nestorianisme adalah ajaran yang menegaskan bahwa Yesus itu dua pribadi: pribadi Allah dan pribadi manusia, bukan satu pribadi yang manunggal.
Secara nasional, hari ini kita memperingati hari Pahlawan. Bung Tomo memimpin tentara Indonesia bersama masyarakat untuk melawan pasukan sekutu di Surabaya. Perlawanan yang sengit itu membuahkan hasil, bendera sekutu diturunkan dan diganti bendera merah putih, 10 November 1945.
Kitab Sir 39: 6-11 mengisahkan: “Jika Tuhan yang besar menghendakinya, terpenuhilah ia dengan roh pengertian. Maka ia sendiri mengucapkan kata-kata yang bijak, dan memuji Tuhan dengan sembahyangnya.
Dengan lurus nasehat dan ilmunya disampaikannya, serta dipikirkannya rahasia-rahasia hatinya. Ia memperlihatkan ajaran dari wejangannya dan membanggakan Taurat Perjanjian Tuhan.
Pengertiannya akan dipuji banyak orang, dan tidak pernah akan lenyap. Kenang-kenangan akan dia tidak akan terhapus, dan namanya akan hidup turun temurun. Kebijaksanaannya akan diceritakan pelbagai bangsa, dan jemaah mewartakan keharuman namanya.
Matius dalam injilnya (Mat 16: 13-19) mewartakan: “Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada para muridNya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.”
Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Sekarang apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga.
Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, kekayaan rohani Paus Leo mengalir dan dibagikan kepada sesama melalui khotbah-khotbahnya dan buku-buku yang ditulisnya. Apa yang dimilikinya adalah perbendaharaan atau isi hati dan pengalaman iman pribadinya. Dan itulah juga yang dibagikannya.
Hendaknya kita dan Saudara meneladan beliau yaitu mengisi hati dan pikiran kita dengan pelbagai pengertian yang baik dan benar, penghayatan iman yang baik, benar dan bijaksana. Dengan jalan itu, kita menghadirkan Allah yang menyapa, menghibur dan menguatkan umat-Nya.
Dua, Yesus bersabda: “Apa yang kau ikat di dunia akan terikat di surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia, akan terlepas juga di surga”.
Betapa besar kepercayaan Tuhan kepada manusia untuk mengikat dan melepaskan. Melepaskan berarti membebaskan orang dari belenggu dosa dan kuasa kejahatan. Hanya kepada manusia, Tuhan memberikan kuasa itu, bukan kepada malaikat atau ciptaan lainnya.
Hendaknya semua manusia memelihara kepercayaan itu, dan menggunakannya agar bangsa manusia, memperoleh keselamatan, hidup rukun dan bahagia dengan sesama. Di mana-mana orang mengalami keadilan dan ketenteraman. Amin.
Mgr Nico Adi MSC
