Hari ini kita memperingati satu orang kudus, yaitu Santo Vincentius. Beliau berasal dari desa Pouy di Perancis selatan. Sebelum berusia 20 tahun, dia telah ditahbiskan sebagai imam. Kemiskinan umat baik jasmani dan rohani mendorong dia untuk mendirikan Kongregasi Lazaris, agar misi dan bantuan bagi mereka dapat disalurkan dan berkelanjutan. Bersama Louise de Marillac, ia mendirikan Kongregasi Putri Kasih untuk memerhatikan kaum miskin itu. Vincentius wafat tahun 1660.
Paulus melalui 1Kor 1: 26-31 menegaskan: “Saudara-saudara, coba ingatlah, bagaimana keadaanmu, ketika kamu dipanggil. Menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.
Apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat. Apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.
Oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. Karena itu barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.”
Matius dalam injilnya (Mat 9: 35-38) mewartakan: “Sekali peristiwa, Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar di rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
Ketika melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada para murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, sepanjang zaman, selalu saja ada oran-orang yang terpanggil untuk memerhatikan dan membantu orang-orang miskin agar “keluar dari kemiskinan jasmani dan rohani” serta “kemiskinan mental”, juga miskin kasih sayang, miskin pergaulan, dan lain-lain.
Semoga mereka yang telah keluar dari pelbagai lapisan kemiskinan itu, rela dan bersemangat untuk bersolider, peduli dan membantu mereka yang ada dalam situasi kemiskinan itu. Semoga mereka adalah orang-orang yang dipilih Allah untuk mengantar saudara-saudarinya yang kurang beruntung.
Dua, Yesus tergerak hati-Nya oleh belaskasihan kepada mereka yang lelah dan terlantar, ketika melihat orang banyak yang ada di hadapan-Nya.
Apa yang Dia lihat, menggerakkan hati-Nya untuk berbuat sesuatu. Semoga kita pun menjadi orang yang peka dan tidak mati rasa, ketika melihat mereka yang butuh pertolongan. Amin.
Mgr Nico Adi MSC