Tahun 1971, Suster Benedicta tersentuh dengan realitas kaum putri yang tidak bisa bersekolah karena berasal dari keluarga yang kekurangan secara ekonomi.
Biarawati dari kongregasi Sisters of Divine Providence (Suster Penyelenggaraan Ilahi) itu pun menemui Kepala Desa, Poerwoto untuk menangani bersama keberadaan tunas-tunas muda dari keluarga berkekurangan itu supaya memperoleh pendidikan yang layak.
Dengan gerak cepat, akhirnya berdirilah Yayasan Bina Budhi dengan akta notaris No: 12, 5 Agustus 1971 oleh notaris Raden Mas Soeprapto. Melalui yayasan tersebut berdirilah Sekolah Kepandaian Putri (SKP) di sekitar balai desa Kelurahan Bongsari, Semarang.
Walikota Semarang, Hadiyanto memberikan sebidang tanah di Jalan Pamularsih Dalam no 8 untuk menjadi tempat belajar anak-anak dari kalangan keluarga tidak mampu. Hingga kini, semangat untuk memperhatikan tunas-tunas muda tersebut masih terus dilanjutkan.
Selama 50 tahun, SKP Ekarini yang berganti nama menjadi SMP Ekarini masih setia mendampingi belajar peserta didik dari keluarga yang tidak mampu. Sudah sangat banyak pribadi yang merasakan manfaat dari pendidikan di SMP Ekarini tersebut. Para alumninya ada yang berkarya sebagai guru, anggota DPR, anggota TNI Angkatan Laut dan berbagai profesi yang lain.
Suatu hal yang luar biasa, Suster Benedicta masih dianugerahi usia ke-92 tahun pada tahun ini.
Pada 18 September 2021, Pengurus Yayasan, guru, perwakilan murid dan alumni berkesempatan untuk merayakan syukur atas 50 tahun perjalanan Lembaga Pendidikan SMP Ekarini tersebut.
Acara syukuran itu diawali dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Romo Eduardus Didik Chahyono SJ, selaku Pastor Kepala Paroki Santa Theresia Bongsari yang memangku wilayah gerejani SMP Ekarini berada sekaligus pembina yayasan tersebut. Usai perayaan ekaristi dilanjutkan dengan sarasehan seputar pelayanan pendidikan.
Dalam homilinya, Romo Didik mengingatkan, 50 tahun perjalanan SMP Ekarini menjadi tanda kesetiaan Tuhan yang menyertai dan menghendaki untuk memerhatikan tunas-tunas muda bangsa. Selama 50 tahun, SMP Ekarini telah mampu menghadapi tantangan dan kesulitan serta perubahan yang ada.
Meski demikian, SMP Ekarini tetap dituntut untuk mampu beradaptasi dan menjawab kebutuhan zaman dengan segala tuntutan-tuntutannya. “Bila ingin tetap dapat melayani dan menghidupi nilai-nilai luhur yang pantas diperjuangkan tersebut, SMP Ekarini tidak boleh terlena dan harus terus menangkap tanda-tanda zaman,” tegas Romo Didik SJ.
Ketua Yayasan Bina Budhi, Antonius Iwan Wahyudi menekankan, SMP Ekarini harus meningkatkan kualitasnya. “Di usianya yang ke-50 tahun, harus terus menerus meningkatkan mutu pendidikan, kualitas guru dan sarana prasarana,” katanya.
Iwan Wahyudi juga mengajak civitas akademika SMP Ekarini, para pemerhati, alumni dan sejumlah pihak untuk terlibat mengembangkan SMP Ekarini.
Kepala sekolah SMP Ekarini, Agustinus Koko Purwoko menyampaikan rasa terima kasihnya pada semua pihak yang telah mendukung lembaga pendidikan tersebut. “Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak sehingga lembaga pendidikan ini dapat terus menjalankan karya pelayanannya,” katanya.