Renungan 5 September 2021

HARI MINGGU BIASA XXIII

5 September 2021

 

Bacaan I          : Yes 35: 4-7a

Bacaan II        : Yak 2: 1-5

Bacaan Injil     : Mrk 7: 31-37

 

Warta yang lahir dari sukacita

Mungkin hanya pada era Bapa Suci Fransiskus sekarang ini, bahkan dokumen resmi Gereja pun ditulis dan diungkapkan dengan bahasa sehari-hari dan bahkan berkesan ‘bercanda’. Sebutlah dokumen Evangelii Gaudium. Ini adalah dokumen resmi Seruan Apostolik. Bapa Suci mengajak segenap umat beriman untuk menyadari bahwa beriman itu menyenangkan. Sebab mengalami Allah yang mencintai. Dan bahwa seorang pewarta semestinya adalah orang yang bergembira karena telah menerima Injil. Dan dengan demikian dia pun dalam kegembiraan mewartakan Injil, yang artinya Kabar Sukacita. Beberapa ungkapan yang sangat hangat, akrab, dan sekaligus menohok misalnya: “Ada umat Kristiani yang hidupnya seperti masa Prapaskah tanpa Paskah… (art. 6).” Atau “… Konsekuensinya seorang pewarta Injil tidak pernah boleh seperti orang yang baru pulang dari pemakaman!” (art. 10). Dari bahasanya yang sehari-hari bahkan setiap pribadi diundang untuk membaca dokumennya dengan asyik dan senang. Itulah sesungguhnya inti Firman Allah yang memuat sejarah keselamatan.

“Kuatkanlah hatimu, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!” (Yes 35: 4). Nabi Yesaya mengajak umat Israel untuk menyadari bahwa Allah jauh lebih agung, lebih kuat dan lebih berkuasa dibanding dengan ilah-ilah yang disembah oleh bangsa lain. Sebab ketika itu Umat Israel sedang terpesona  pada cara beriman bangsa lain. Dan Yesaya meneguhkan mereka untuk kembali pada iman yang benar dan lurus, hanya kepada Allah saja.

Kuasa Allah terus bekerja. Itulah pengalaman setiap pribadi beriman. Allah sungguh memihak pada mereka yang percaya kepada-Nya. Ketika melihat seorang tuli dan gagap, Yesus tergerak oleh belaskasih-Nya dan menyembuhkannya. Ia berpesan untuk tidak menceritakan kepada siapapun peristiwa itu. Tetapi lihatlah, hatinya meluap oleh kegembiraan sampai-sampai tidak tahan untuk tidak menceritakan keajaiban yang telah ia terima. “Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luaslah mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang, dan berkata: Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara” (Mrk 7: 36b-37).

Yesaya dan orang tuli gagap itu pastilah penyaksi kebaikan Allah dalam hidup mereka. Juga kita, memiliki pengalaman akan Allah yang memihak kita dengan segala kuasanya. Allah yang sama menginginkan setiap pribadi mengenal-Nya dan menerima karya keselamatan-Nya. Maka, dari hati yang dipenuhi sukacita, marilah kita wartakan Kabar Sukacita Injil kepada setiap pribadi.

Romo Agus Suryana Gunadi, Pr

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *