Renungan Harian 25 Mei 2021

Penulis Sir 25: 1-12 menulis sabda Tuhan kepada umat-Nya: “Barangsiapa memenuhi hukum Taurat mempersembahkan banyak korban, dan orang yang memperhatikan segala perintah menyampaikan korban keselamatan.  Orang yang membalas kebaikan mempersembahkan korban sajian dan yang memberikan derma menyampaikan korban syukur.

Yang direlai oleh Tuhan ialah menjauhi kejahatan, dan menolak kelaliman merupakan korban penghapus dosa. Jangan tampil di hadirat Tuhan dengan tangan yang kosong, sebab semuanya wajib menurut perintah. Persembahan orang jujur melemaki mezbah, dan harumnya sampai ke hadapan Yang Mahatinggi.

Tuhan berkenan kepada korban orang benar, dan ingatannya tidak akan dilupakan. Muliakanlah Tuhan dengan kemurahan, dan buah bungaran di tanganmu janganlah kausedikitkan. Sertakanlah muka yang riang dengan segala pemberianmu, dan bagian sepersepuluh hendaklah kaukuduskan dengan suka hati.

Berikanlah kepada Yang Mahatinggi berpadanan dengan apa yang Ia berikan kepadamu, dengan murah hati dan sesuai dengan hasil tanganmu. Sebab Dia itu Tuhan pembalas, dan engkau akan dibalas-Nya dengan tujuh lipat. Jangan mencoba menyuap Tuhan, sebab tidak diterima-Nya, dan janganlah percaya pada korban kelaliman! Sebab Tuhan adalah Hakim, yang tidak memihak.

Markus dalam injilnya (Mrk 10: 28-31) mewartakan: “Pada waktu itu,  berkatalah Petrus kepada Yesus: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!” Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, disampaikan kepada umat Allah bahwa “siapa memenuhi hukum Taurat mempersembahkan banyak korban, dan orang yang memperhatikan segala perintah menyampaikan korban keselamatan. Orang yang membalas kebaikan mempersembahkan korban sajian dan yang memberikan derma menyampaikan korban syukur.

Pedomannya jelas dan apa yang akan diterima juga jelas. Hal-hal yang masih kabur dan menimbulkan keraguan, akan sirna bila relasi dan komunikasi dengan Allah dan juga dengan sesama (pasangan, anggota komunitas, lingkungan,  dan lain-lain) sungguh dekat. Dasar kedekatan itu adalah kasih. Di mana ada kasih, banyak persoalan dapat diselesaikan.

Dua, Petrus bertanya kepada Yesus: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu (= sudah tidak punya apa-apa yang bisa dibanggakan/dijaminkan). Apakah yang dapat kami peroleh sebagai imbalan ?

Jawaban Yesus sungguh tidak terduga. Mereka yang meninggalkan semuanya karena Kristus menerima kembali 100 kali lipat. Namun tentu menurut pedoman yang Dia tunjukkan.  Mengapa demikian? Karena yang diberikan kepada  orang itu, haruslah dipakai untuk pelayanan dan membantu sesama agar hidup bahagia. Orang tidak lagi melekat/hitung-hitungan pada harta benda dan keinginan daging. Semuanya adalah anugerah Allah dan dipergunakan dengan sukacita sebagai sarana untuk hidup tentram dan damai bersama dengan sesama. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *