HARI MINGGU PASKAH V
02 Mei 2021
Bacaan I : Kis 9: 26-31
Bacaan II : 1 Yoh 3: 18-24
Bacaan Injil : Yoh 15: 1-8
Setengah tahun ini saya mengisi waktu pandemi dengan mengembangkan hobi baru, yaitu menanam anggur. Anggur memang belum populer sebagai tanaman budidaya, terutama di iklim tropis Indonesia. Hampir setiap hari, saya meluangkan waktu untuk menanam, menyiram, mencangkok, mengokulasi, mempruning, dan sebagainya. Salah satu yang paling membuat penasaran adalah ketika saya melakukan penyambungan batang. Jadi, supaya anggur impor dari Eropa, Jepang, atau China itu tumbuh subur dan berbuah, perlu diupayakan penyambungan. Rootstock (batang bawah) batang anggur lokal, dan entres–nya (batang atas yang diharapkan melahirkan buah) batang anggur impor. Proses penyambungan harus dilakukan hati-hati, supaya keduanya menempel dengan baik sehingga nutrisi dari batang bawah dipastikan mengalir ke batang atas (entres), supaya batang atas menjadi hidup dan ranting-rantingnya menghasilkan buah manis (table grapes).
Firman Injil hari ini berbicara tentang pokok anggur dan rantingnya. “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh 15: 5). Firman itu mudah kita cerna, bukan saja karena kita pernah menyaksikan atau melakukan pengalaman memelihara pohon anggur, tetapi otomatis kita paham karena kerangka pikir dan kultur agraris yang kita miliki. Jika Yesus diumpamakan sebagai pokok batang utama, dan kita adalah ranting-rantingnya, tentu kita tidak dapat hidup tanpa Dia. Seperti ranting tidak akan menghasilkan buah tanpa nutrisi dari pokok batang, demikianlah kita tidak akan optimal bertumbuh dan membagikan berkat jika kita tidak menempel pada Tuhan.
Ada sebagian orang berkata, “Yang penting hidup baik, dengan tidak usah beriman beragama”. Pertanyaannya, lalu bagaimana kita mengukur keutamaan dan kebaikan yang berkenan kepada Tuhan? Kita sungguh akan melakukan kebaikan, kebenaran, dan keutamaan injili jika kita memang mendasarkan hidup pada Firman. Dengan membaca Kitab Suci, beribadah, dan berdoa. Ranting hidup karena pokok batang. Paulus memiliki pengalaman yang dahsyat tentang itu. Begitu dia ditangkap dan diutus oleh Tuhan, dia berkembang dalam membangun jemaat. Jemaat itu dibangun, dan hidup dalam takut akan Tuhan. “Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus” (Kis 9: 31bc).
Maka, pada segala tanggungjawab, kewajiban, dan perutusan kita, ayo kita menjalin komunikasi erat dengan Tuhan, sang pokok anggur.
Romo Agus Gunadi, Pr