
Melalui Kol 3: 1-11 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus. Maka, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah. Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. Sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya. Dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
Lukas dalam injilnya (Luk 6: 20-26) mewartakan: “Ketika itu, Yesus memandang para murid-Nya dan berkata: “Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.
Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.
Sebaliknya, celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi palsu.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Paulus sebagai guru iman dan gembala umat telah menunjukkan jalan dan arah yang harus dilakukan agar mereka memperoleh keselamatan yang dijanjikan Kristus. Semua itu bukan hanya disampaikan Paulus dalam kata-kata belaka, tetapi dengan teladan/kesaksian hidup. Kita pun digugah untuk melakukan tindakan yang dicontohkan Paulus.
Dua, dalam Injil Yesus mengajarkan bahwa jalan/tindakan untuk mendapatkan kebahagiaan sejati dan keselamatan adalah tindakan ygan berbeda atau malah berlawanan dengan harapan/perilaku orang pada umumnya.
Kebahagiaan dan kedamaian tidak tergantung pada banyaknya kekayaan, jabatan dan kemasyuran orang, atau juga pada beratnya beban atau persoalan hidup tetapi pada kedekatan pikiran, hati dan hidup orang itu dengan Allah dan sesamanya.
Maka orang tidak perlu iri atau kecewa atau sakit hati, atau merasa tidak berguna kalau tidak punya apa-apa. Yang pasti, kita punya Tuhan yang mencintai dan memperhatikan kita serta maharahim kepada kita. Amin.
Mgr Nico Adi MSC