Perayaan 85 Tahun Keuskupan Agung Semarang: Bersama Berziarah, Berbagi Berkah

Udara panas masih menyengat kulit siang itu di kawasan Stadion Jatidiri Semarang, 29 Juni 2025. Meski demikian, umat Allah Keuskupan Agung Semarang (KAS) dengan gembira memasuki kawasan stadion. Banyak di antara mereka yang berdatangan dari 109 paroki dan 5 kevikepan, menyempatkan diri berfoto bersama untuk mengabadikan peristiwa perayaan hari ulang tahun Keuskupan Agung Semarang (KAS) ke-85 di beberapa spot foto. Lalu, dengan tertib mereka menuju ke tempat yang telah ditetapkan panitia. Banyak di antara mereka yang memakai penutup kepala untuk mengurangi hawa panas. Sebagian lagi membuka payungnya.

Setelah beberapa waktu menunggu, acara pun dibuka dengan defile. Patung Bunda Maria menjadi cucuk lampah bersama maskot burung Pelikan disusul kontingen Akpol, Akmil, AAU. Di belakangnya rombongan dari Kevikepan Yogyakarta Barat, Kevikepan Yogyakarta Timur, Kevikepan Kedu, Kevikepan Surakarta, Kevikepan Semarang menyusul. Kelompok Kategorial seperti Ormas Katolik, ASN dan profesi, Yayasan Sosial, Yayasan Pendidikan, Biarawan-biarawati pun menyambung. Mereka mengitari stadion yang diiringi sorak sorai 20.000-an umat. Pemandangan yang penuh makna ini menjadi momen bersejarah bagi KAS. Dari defile itu tercermin jejak karya hidup menggereja dan memasyarakat KAS.

Acara pun resmi dibuka dengan diawali lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan Mars Keuskupan Agung Semarang.

Patung Bunda Maria menjadi cucuk lampah

Dalam sambutannya, Ketua Panitia MR Priyanto mengatakan, acara HUT KAS ke-85 tersebut diselenggarakan dalam 4 pilar utama yakni, pertama, aksi, berupa kegiatan nyata seperti donor darah, lomba anak-anak dan kaum muda, dan  penanaman pohon sebagai simbol kepedulian terhadap sesama dan lingkungan hidup.

Kedua, refleksi berupa penyusunan buku sejarah KAS dan seminar-seminar tematik untuk menggali kembali akar iman dan peran Gereja dalam lintasan sejarah bangsa.

Maskot burung Pelikan

Ketiga, edukasi berupa peluncuran lembaga diklat pendidikan dan produksi video edukatif guna memperluas jangkauan misi dan literasi iman.

Keempat, selebrasi berupa puncak perayaan yang digelar pada 29 Juni 2025 di Stadion Jatidiri sebagai momentum syukur bersama seluruh umat KAS.

MR Priyanto juga menyampaikan, perayaan ulang tahun ke-85 tersebut mengusung “Bersama Berziarah, Berbagi Berkah”. “Tema ini mencerminkan semangat sinodalitas atau kebersamaan seluruh umat, seluruh Romo dan seluruh biarawan-biarawati bersama-sama dalam mengikuti perjalanan iman ini untuk tidak berhenti pada perayaan seremonial ini saja, tetapi juga melibatkan diri aktif dalam berbagi kasih dan berkat di tengah masyarakat,” katanya.

Tarian Burung Pelikan

Sejumlah pejabat Forkompinda Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Kota Semarang hadir. Dalam sambutannya, Walikota Semarang, Agustina Wilujeng mengapresiasi tema yang diangkat dalam momen ulang tahun KAS “Bersama Berziarah, Berbagi Berkah”. “Sebuah tema yang bukan hanya mengajak kita menoleh ke belakang tetapi juga menatap jauh ke depan. Gereja bukan benteng, benteng yang diam dan sombong. Gereja adalah bahtera yang mengarungi samudra, sebuah komunitas yang berjalan dinamis. Bagi saya pribadi, tema ini menjadi peneguh iman sebagai Walikota Semarang, kepercayaan warga Kota Semarang. Ini bukan semata posisi struktural, tetapi bagian dari perutusan iman. Bagi saya kota ini adalah ladang Tuhan, medan ziarah, tempat perutusan bagi saya untuk berjalan bersama masyarakat, seluruh masyarakat tidak peduli Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, Muslim atau agama kepercayaan sekalipun,” katanya.

Tutur Kitab Suci

Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko dalam sambutannya mengatakan, perayaan ulang tahun ke-85 tersebut merupakan sebuah peristiwa bersejarah dan hanya terjadi satu kali dalam hidup kita. “Mung pisan tok til hari ini. Dan peristiwa ini mengajak kita untuk sejenak merefleksikan pengalaman perjalanan peziarahan kita dengan menengok ke belakang menyukuri apa yang telah terjadi dan ke depan menatap masa depan dengan penuh harapan,” kata Mgr Rubi.

Menurutnya, sejak ditetapkan menjadi Vikariat Apostolik tanggal 25 Juni 1940, Gereja lokal Semarang ini dalam penggembalaan Monsinyur Albertus sebagai uskup yang pertama, terus berkembang, hingga pada tanggal 3 Januari 1961 ditetapkan menjadi Keuskupan Agung, yakni Keuskupan Agung Semarang.

Para Uskup yang datang ikut menyemarakan 85 Tahun HUT KAS

“Selama 85 tahun ini, keuskupan kita telah menjadi tempat yang subur bagi tumbuh dan berkembangnya umat Katolik di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hari ini kalau menengok data umat Keuskupan Agung Semarang, terdata ada 362.794 jiwa yang tersebar di 5 kevikepan teritorial dan tinggal di 109 paroki di seluruh keuskupan ini. Ini semua tidak pernah dapat dilepaskan dari karya dan campur tangan Allah yang setia menyertai dengan berkat-Nya, dan juga tidak dapat dipisahkan dari partisipasi atau keterlibatan aktif seluruh umat beriman,” imbuhnya.

Para biarawati hadir dalam perayaan 85 Tahun KAS

Dalam kesempatan itu, Mgr Rubi pun memaknai tema “Bersama Berziarah Berbagi Berkah”.  Menurutnya, tema tersebut mau menggambarkan perjalanan panjang Gereja Keuskupan sejak tahun 1940 yang terus bertumbuh dan berkembang berkat rahmat Tuhan dan keterlibatan aktif umat-Nya. Sungguh seperti dikatakan oleh para uskup, Gereja kita, keuskupan kita ini sangat dikaruniai oleh umat yang sungguh mau terlibat aktif untuk pengembangan Gereja di keuskupan ini. Ia pun menyampaikan ungkapan terima kasih atas keterlibatan umat Allah dalam membangun KAS. “Terima kasih untuk Anda semua. Kita bersyukur atas penyertaan Allah dalam setiap langkah peziarahan keuskupan ini dan sekaligus mengucapkan terima kasih atas kesetiaan dan semangat para Romo, biarawan-biarawati, serta umat awam yang telah bersama-sama membangun Gereja, yang semakin hidup dan hadir di tengah masyarakat, semakin kelihatan di tengah masyarakat dan semakin berguna untuk masyarakat,” ungkapnya.

Lisa Aryanto turut menyemarakkan 85 Tahun HUT KAS

Sedangkan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi melalui sambutannya yang dibacakan Plt. Kepala Biro Kesra Sekda Provinsi Jawa Tengah, Gunawan Sudarsono SE., menyampaikan, penghargaannya atas peran KAS yang begitu besar pada bidang pelayanan sosial,  kemanusiaan, gerakan pelestarian lingkungan hidup, serta peran dalam pembangunan bidang pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. “Sebagai Gubernur Jawa Tengah, saya bersama Wakil Gubernur Jawa Tengah Haji Taj Yasin Maimoen berkomitmen memperkuat pola moderasi beragama, wawasan kebangsaan, sebagai bagian dari 11 program prioritas kami. Oleh karena itu dalam semangat tema ”Bersama Berziarah, Berbagi Berkah”, saya berharap Keuskupan Agung Semarang semakin mengembangkan inovasi ke arah digital, menjangkau generasi muda dengan literasi religi dan sosial, serta meningkatkan kerja sama lebih luas dengan pemerintah daerah untuk pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat,” ungkapnya.

Sisca Saras menyemarakkan 85 Tahun KAS

Acara 85 Tahun KAS juga diisi dengan pemberian anugerah Sarikrama Award yang disampaikan oleh Koordinator Panitia Bidang Refleksi, Romo Yohanes Gunawan, Pr. Sarikrama Award, menurut Romo Gunawan, dimaksudkan untuk memberikan apresiasi kepada para katekis. “Kita tahu bahwa Bapak Barnabas Sarikrama salah satu tokoh penting di dalam pewartaan iman Katolik di Keuskupan Agung Semarang ini secara khusus di daerah pegunungan Menoreh, daerah Sendangsono. Sebagai salah satu bentuk apresiasi penghargaan kami kepada para katekis, Keuskupan Agung Semarang akan memberikan tanda kasih terima kasih kepada para katekis,” ungkapnya.

Penganugerahan Sarikrama Award kepada para katekis terpilih

Para katekis yang menerima penghargaan itu adalah Cecilia Mariati (Paroki Bayat, Kevikepan Surakarta), Theodorus Edi Pramono (Paroki Santo Yusuf Pekerja Mertoyudan, Kevikepan Kedu), Maria Kurnia Handayani (Paroki Santo Alfonsus Deleguori Nandan, Kevikepan Yogyakarta Timur), Antonius Febri Hendratmo (Paroki Keluarga Kudus Banteng, Kevikepan Yogyakarta Barat, Yustina Trihartatik (Paroki Santo Atanasius Agung Karangpanas, Kevikepan Semarang) serta perwakilan dari keluarga Barnabas Sarikrama, Suster Maria Bernarda AK.

Para Uskup dan Imam bersiap untuk misa

 

Misa Puncak HUT

Perayaan 85 Tahun KAS berpuncak dengan perayaan ekaristi yang dipimpin Uskup Mgr Robertus Rubiyatmoko dengan selebran Bapak Ignatius Kardinal  Suharyo (Uskup Agung Jakarta), Mgr Henricus Pidyarto, O.Carm (Uskup Malang), Mgr Adrianus Sunarko, OFM (Uskup Pangkalpinang), Mgr Antonius Subianto Bunyamin, OSC (Uskup Bandung), Mgr Justinus Harjosusanto, MSF (Uskup Agung Samarinda), Mgr Christophours Tri Harsono (Uskup Purwokerto), Mgr Agustinus Tri Budi Utomo (Uskup Surabaya), Mgr Pius Riana Prapdi (Uskup Ketapang), dan Bapak Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ.

Misa Syukur 85 Tahun KAS

Ekaristi sore itu mengambil bacaan I Kis 12:1-11, Bacaan II 2Tim 4:6-8,17-18, Injil Mat 16:13-19. Dalam homilinya, Bapak Ignatius Kardinal  Suharyo menyampaikan, sepanjang sejarah di wilayah yang sekarang ada di dalam naungan pelayanan Keuskupan Agung Semarang, banyak anugerah, banyak berkah yang dibagikan bagi Gereja Katolik di Indonesia. “Peran Keuskupan Agung Semarang bagi Gereja Katolik di Indonesia sangatlah besar,” katanya. Ia pun mengambil beberapa contoh gerakan yang lahir dari KAS dan sekarang diadopsi di banyak keuskupan seperti Aksi Puasa Pembangunan (APP) yang dimulai tahun 1968, pelayanan berbasis lingkungan yang bermula dari  Bintaran, Yogyakarta sejak tahun 1934, Wanita Katolik Republik Indonesia yang lahir di Yogyakarta, dan inkulturasi musik liturgi di Pusat Musik Liturgi Yogyakarta. “Itu yang besar-besar. Yang kecil, dari mana komuni bathuk (pemberkatan di dahi anak, Red) itu mulai? Sejauh saya ingat dari Paroki Wedi, sama wilayah Keuskupan Agung Semarang. Belum lagi yang disebut-sebut awam misionaris yang tersebar di seluruh Indonesia,” katanya.

Bapak Ignatius Kardinal Suharyo menyampaikan homili

Sementara itu, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC dalam sambutannya mengatakan, Gereja berkembang sejak awal mengikuti model komunitas murid-murid Tuhan di Yerusalem yang sehati sejiwa, bertekun dalam pengajaran para rasul, bersekutu dalam doa, memecahkan roti dan hidup saling berbagi, dan memberi hingga mereka disukai oleh semua orang.

Ketua KWI, Mgr Antonius Subianto Bunjamin , OSC menyampaikan sambutan

“Kehidupan Gereja yang sehati sejiwa berziarah bersama dan berbagi berkat ini, kiranya berkembang terus ke seluruh dunia sesuai dengan bimbingan Roh Kudus. Demikianlah Gereja Keuskupan Agung Semarang yang secara formal lahir 25 Juni 1940 merupakan komunitas murid-murid Tuhan yang sehati sejiwa berziarah mengikuti gerakan Roh Kudus dalam dinamika kehidupan menggereja di tengah masyarakat agar selalu menjadi berkat bagi semua orang. Perayaan 85 tahun peziarahan bersama ini merupakan ungkapan syukur sekaligus pembaharuan komitmen untuk makin menjadi Gereja yang bersama berziarah berbagi berkat,” ungkapnya.

Adorasi Sakramen Mahakudus

Perayaan HUT diakhiri dengan Adorasi Sakramen Mahakudus yang dipimpin Mgr Agustinus Tri Budi Utomo. Umat melakukan adorasi dengan khidmat. Ini menjadi momen yang amat agung.

Perayaan 85 Tahun KAS dimeriahkan oleh para pengisi acara. Di antaranya adalah Lisa Aryanto, Sisca Saras, Vanessa Axelia, LOJ Worship Band, Seminari Menengah Mertoyudan, SMA Marsudirini Virgo Fidelis, VMP Singer, Pemenang Lomba HUT KAS (Musik, Tutur Kitab Suci), dan dr Edward Tirtanada W. (Pemenang Pesparani). Musik diiringi oleh Surya Vista. Sepanjang acara umat mengikuti dengan antusias.

Walikota Semarang, Agustina Wilujeng menyampaikan sambutan
Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *