
Hari ini kita memperingati 1 orang kudus yaitu St. Atanasius. Setelah ditahbiskan imam, beliau menjadi sekretaris uskup. Ia meneladan St. Antonius – pertapa sehingga menjadi pendoa yang besar. Ketika uskup Aleksandria wafat, beliau dipilih sebagai penggantinya. Beliau melawan ajaran sesat Arianisme yang menyangkal ke-Allah-an Yesus. Beliau menegaskan bahwa Yesus itu sungguh Allah dan sungguh manusia, sedangkan aliran itu mengajarkan bahwa Yesus adalah manusia biasa. Beliau wafat tanggal 2 Mei 373.
Melalui 1Yoh 5: 1-5, Yohanes menyapa umatnya: “Saudara-saudara, setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga Dia yang lahir dari Allah. Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya.
Inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?
Matius dalam injilnya (Mat 10: 22-25a) mewartakan sabda Yesus kepada orang banyak: “Kamu akan dibenci semua orang karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Apabila mereka menganiaya kamu di kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang.
Seorang murid tidak lebih besar dari pada gurunya, atau seorang hamba tinggi dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, sabda Allah yang diwartakan Yohanes sungguh amat mengagumkan bahwa setiap orang yang percaya kepada Kristus adalah anak Allah. Artinya pengangkatan dan penganugerahan itu adalah benar-benar pemberian Allah, dan bukan karena jasa/jabatan/harta/kepopuleran kita. Marilah kita bersyukur dan hidup sesuai dengan martabat itu, dan kita pun diutus untuk menyatakan anugerah itu kepada sesama, agar mereka pun percaya dan mendapat karunia yang sama.
Dua, diwartakan Matius bahwa orang yang mengikuti Kristus akan dibenci dan dikucilkan, namun mereka yang bertahan akan mendapatkan keselamatan (hidup berbahagia bersama Allah). Dibenci, dikucilkan, difitnah adalah bagian utuh dari kehidupan bermasyarakat. Kesadaran dan penerimaan dengan rela “penderitaaan ini (salib) ini” merupakan wujud nyata kekuatan iman dan ketabahan seseorang. Lebih mulia lagi, bila semua itu merupakan persembahan diri dan pemurnian diri demi kerajaan Allah dan umat-Nya. Semoga kita bukan hanya mau senangnya saja, tetapi juga mau menderita karena iman sebagai pengikut Kristus. Amin.
Mgr Nico Adi MSC