
Malam ini kita merayakan Hari Raya Vigili Paskah (Hari Raya Menjelang Paskah)
Malam istimewa ini dimulai dengan “menyalakan lilin Paska” sebagai lambang Kristus yang bangkit dengan mulia dan menjadi Cahaya Kehidupan bagi manusia. Mereka semua dipanggil untuk bangkit dari kedosaan dan hidup dalam kasih karunia Allah.
Upacara meriah itu dilanjutkan dengan nyanyian pujian kepada Allah yang telah menyelamatkan umat-Nya, sejak zaman purbakala hingga sekarang ini. Kebesaran dan kemuliaan Tuhan diwartakan kembali kepada manusia zaman ini melalui pembacaan kitab suci.
Dalam Kej 1: 1.26-31a dikisahkan: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nya lah terang itu dari gelap. Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. Berfirmanlah Allah: “Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.” Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.
Berfirmanlah Allah: “Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering.” Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Berfirmanlah Allah: “Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi.” Dan jadilah demikian.
Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”
Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.
Dalam Kel 14: 15 – 15:1 dikisahkan beginilah firman TUHAN kepada Musa: “Mengapa engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering. Sungguh Aku akan mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku. Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda.”
Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka. Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel. Dan karena awan itu menimbulkan kegelapan, malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu.
Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering. Maka terbelahlah air itu. Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka — semua kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda — sampai ke tengah-tengah laut.
Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya mereka itu. Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: “Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir.” Lalu, berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda.” Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut.
Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorang pun tidak ada yang tinggal dari mereka. Sementara itu, orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut. Di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut. Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu.
Pada waktu itu Musa bersama dengan orang Israel menyanyikan madah ini bagi TUHAN.
Dalam Yeh 36: 16-17a.18-28 diserukan: “Sekali peristiwa, datanglah firman TUHAN kepadaku: “Hai anak manusia, waktu kaum Israel tinggal di tanah mereka, mereka menajiskannya dengan tingkah laku mereka. Maka Aku mencurahkan amarah-Ku kepada mereka karena darah yang dicurahkan mereka di tanah itu, sedang tanah itu mereka najiskan dengan berhala-berhala mereka. Aku menghamburkan mereka di antara para bangsa, sehingga mereka berserak-serak di semua negeri.
Aku menghakimi mereka selaras dengan tingkah lakunya. Di mana saja mereka datang di tengah para bangsa, mereka menajiskan nama-Ku yang kudus, sehingga orang menyindir mereka: Katanya mereka umat TUHAN, tetapi mereka harus keluar dari tanah-Nya. Aku merasa sakit hati karena nama-Ku yang kudus yang dinajiskan oleh kaum Israel di tengah para bangsa, di mana mereka datang.
Karena itu katakanlah kepada kaum Israel: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Bukan karena kamu Aku bertindak, hai kaum Israel, tetapi karena nama-Ku yang kudus yang kamu najiskan di tengah para bangsa di mana kamu datang. Aku akan menguduskan nama-Ku yang besar yang sudah dinajiskan di tengah para bangsa, dan yang kamu najiskan di tengah-tengah mereka. Dan para bangsa akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, demikianlah firman Tuhan ALLAH, manakala Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepadamu di hadapan para bangsa.
Aku akan menjemput kamu dari antara para bangsa dan mengumpulkan kamu dari semua negeri dan akan membawa kamu kembali ke tanahmu. Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu. Dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.
Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. Dan kamu akan diam di dalam negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu.
Paulus melalui Rom 6: 3-11 menyapa umatnya: “Saudara-saudara, tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa, sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. Kita tahu, bahwa Kristus, sesudah bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.
Kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
Lukas dalam injilnya (Luk 24: 1-12) mewartakan: “Pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu para wanita itu pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka. Mereka mendapati batu sudah terguling dari kubur itu, dan setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus. Ketika mereka berdiri termangu-mangu karena hal itu, tiba-tiba ada dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan.
Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi dua orang itu bertanya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga.”
Maka teringatlah mereka akan perkataan Yesus itu. Dan setelah kembali dari kubur, mereka menceriterakan semuanya itu kepada 11 murid dan kepada semua saudara yang lain. Para perempuan itu ialah Maria dari Magdala, dan Yohana, dan Maria ibu Yakobus. Dan para perempuan lain juga yang bersama dengan mereka memberitahukannya kepada para rasul. Tetapi bagi mereka perkataan-perkataan itu seakan-akan omong kosong dan mereka tidak percaya kepada para perempuan itu. Sungguhpun demikian Petrus bangun, lalu cepat-cepat pergi ke kubur itu. Ketika menjenguk ke dalam, ia melihat hanya kain kapan saja. Lalu ia pergi, dan ia bertanya dalam hatinya apa yang kiranya telah terjadi.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Umat katolik di seluruh dunia mengucap syukur kepada Allah atas langit dan bumi serta segala isinya yang telah dianugerahkan kepada manusia untuk digarap dan menghasilkan buah. Dia memberikan kuasa untuk mengatur dan memelihara semuanya itu agar dikembangkan.
Apa yang diberikan itu boleh dimakan hasilnya, pohon dan tanamannya dikembangkan agar bisa dinikmati oleh anak cucu sepanjang zaman, dan bukan sebaliknya, dikeruk saja hasilnya lalu ditinggalkan/dirusak.
Dua, Yesus meneguhkan para perempuan yang pergi ke makam-Nya, namun tidak menemukan Dia. Untunglah mereka bertemu dengan 2 malaikat yang mengabarkan bahwa Yesus telah bangkit. Ketika mereka memberitahukan hal itu kepada para rasul, kesaksian mereka ditolak oleh para rasul.
Peristiwa kebangkitan adalah bukti kemurahan hati Allah yang luar biasa dan mengagumkan. Pikiran dan perasaan manusia tidak akan pernah mampu untuk memahami semuanya, secara tuntas. Maka kita perlu membangun relasi yang baik dengan Allah, memperdalam iman, harapan dan kasih, serta mempraktikkanya dalam hidup harian. Semoga Kristus yang bangkit, membangkitkan perasaan, kepedulian, pengorbanan dan persaudaraan kita yang telah mati. Amin.
Mgr Nico Adi MSC