
Hari ini kita memperingati 1 orang kudus: St. Gregorius dari Nazianze. Dia menentang ajaran sesat (bidaah) Arianisme. Menurut Arius Yesus Kristus diperanakkan Allah Bapa, sehingga kedudukan-Nya lebih rendah dari Allah. Dia bukan Allah tetapi manusia suci. Ajaran itu dibantah Gregorius sehingga dia akan dibunuh, namun rencana itu gagal. Beliau wafat tahun 390 dan digelari santo dan pujangga gereja.
Melalui Ef 4: 1-7.11-13 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, menasihati kamu supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
Berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. Kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.
Dialah yang memberikan baik para rasul maupun para nabi, baik para pemberita Injil maupun para gembala dan para pengajar. Semua itu untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.
Matius dalam injilnya (Mat 23: 8-12) mewartakan sabda Yesus: “Janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Hikmah yang dapat kita petik:
Santo, Paulus dipenjarakan para musuhnya, demikian pula Gregorius dibenci dan hendak dibunuh oleh mereka yang tidak senang kepadanya. Meski demikian, sabda Allah yang diajarkan, dan kebenaran tentang Kristus tidak bisa dipenjarakan atau tidak bisa dihancurkan. Allah punya cara dan kuasa yang mengagumkan yang tidak mungkin disingkirkan manusia. Manusia tidak boleh sombong/sewenang-wenang kepada Allah dan para utusan-Nya.
Dua, Yesus menegaskan bahwa sesama manusia adalah saudara, meski beda suku, bahasa, budaya dan bangsa. Dia menghendaki umat-Nya rukun, bersatu dan cinta damai, dan bukan bersaing atau bermusuhan. Amin.
Mgr Nico Adi MSC