Renungan Harian 17 November 2024

HARI MINGGU BIASA XXXIII

17 November 2024

Bacaan I          : Dan 12:1-3

Bacaan II        : Ibr 10:11-14.18

Bacaan Injil     : Mrk 13:24-32

Tanda-Tanda Zaman

Orang bijaksana sering digambarkan sebagai orang yang peka dalam memahami tanda-tanda zaman. Di dalam masyarakat Jawa dikenal ramalan Jayabaya. Dalam situasi yang kacau, penuh penderitaan, orang mengharapkan datangnya tokoh sang penyelamat, yaitu Ratu Adil. Sosok penyelamat tersebut akan membangun suatu tata pemerintahan yang adil-makmur dan damai (gemah ripah loh jinawi tata tentrem karta raharja).

Raden Ngabehi Ranggawarsita, Sastrawan besar Jawa abad ke-19 menggambarkan Zaman Edan sebagai “Kalatida” dan “Kalabendu”. “Kalatida” merupakan zaman ketika akal sehat diremehkan. Perbedaan antara yang benar dan salah, adil dan tidak adil, baik dan buruk tidak lagi digubris. Penyalahgunaan kekuasaan merajalela karena terjadi erosi tata nilai di semua lapisan masyarakat. Sedangkan “Kalabendu” adalah zaman yang mantap stabilitasnya, tetapi alat stabilitasnya tak lain tak bukan adalah penindasan. Ketidakadilan justru didewakan. Kemewahan dipertontonkan, sementara itu jeritan orang miskin dan kaum tertindas tidak dihiraukan. Penjahat dipandang sebagai pahlawan dan orang jujur malah ditertawakan dan disingkirkan. Singkatnya, ”Kalabendu” adalah zaman hancur dan rusaknya kehidupan karena tata nilai dan tata kebenaran dijungkir-balikkan.

Keadaan Zaman Edan tersebut digambarkan dalam gejala-gejala alam, keadaan menderita dan kehidupan manusia yang semakin merosot. Digambarkan: ”Lindhu ping pitu sedina; gawé susahing manungsa; lemah bengkah; akeh udan salah mangsa; ….manungsa pating galuruh; akeh kang nandhang lara; pageblug rupa-rupa; mung sethithik kang mari; akèh-akèhé padha mati….wong bener thenger-thenger; wong salah bungah-bungah; wong apik ditampik-tampik; wong bejat munggah pangkat; akèh dhandhang diunèkaké kunthul; wong salah dianggep bener; wong lugu keblenggu; wong mulya dikunjara; sing culika mulya; sing jujur ajur; linak lijo linggo lica, lali anak lali bojo lali tangga lali kanca”.

Menurut R. Ng. Ranggawarsita, setelah terjadi ”Kalatida” dan ”Kalabendu” pasti akan muncul zaman “Kalasuba”, yaitu zaman stabilitas dan kemakmuran. Pada zaman Kalasuba” akan muncul seorang tokoh yang akan hadir sebagai penyelamat, Ratu Adil. Supaya dapat selamat dari zaman “Kalatida” dan “Kalabendu”, orang harus selalu bersikap sadar dan waspada (eling lan waspada).

Dalam bacaan Injil hari Minggu Biasa ke-33 ini, Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk menjadi orang yang peka dalam memahami tanda-tanda zaman seperti perumpamaan tentang pohon Ara. Ketika ranting-ranting melembut dan mulai bertunas, orang menjadi tahu bahwa musim panas sudah dekat. Menurut Yesus, mengambil kesimpulan bahwa Yesus adalah Mesias juga merupakan hal mudah, bila orang mau melihat berbagai tanda-tanda lewat perbuatan kemesiasan-Nya. Sama mudahnya seperti ketika orang melihat tanda-tanda cuaca dan kemudian menyimpulkan bahwa hari akan terang, turun hujan, atau musim panas.

Kita yang hidup pada masa kini tidak lagi secara langsung melihat karya Yesus. Tetapi semua kisah itu dapat kita “lihat” melalui kesaksian Kitab Suci. Melalui kesaksian dalam Kitab Suci kita dapat melihat bagaimana Tuhan menyatakan diri dan kebenaran-Nya. Dialah Sang Mesias yang dijanjikan Allah untuk menyelamatkan dunia ini. Dialah Sang Penyelamat dunia lewat hidup, karya dan wafat-Nya di salib.

Pertanyaan refleksinya, sejauh mana Anda peka menangkap tanda-tanda zaman selama ini? Apa saja yang perlu diusahakan agar Anda mempunyai kepekaan dalam memahami kehendak Tuhan dalam hidup ini?

Romo Yohanes Gunawan, Pr

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *