Renungan Harian 10 November 2024

HARI MINGGU BIASA XXXII

10 November 2024

Bacaan I          : 1 Raj 17:10-16

Bacaan II        : Ibr 9:24-28

Bacaan Injil     : Mrk 12:38-44

Menjadi Orang Baik dan Orang Kudus

Saat saya bertugas di sebuah paroki, saya sering menerima pesan dari seorang ibu yang berhati dermawan. Beliau sudah tinggal sendiri. Anak-anaknya sudah berkeluarga. Suaminya sudah dipanggil Tuhan beberapa tahun yang lalu. Beliau mengirimi saya pesan, “Romo, saya baru saja mengambil uang pensiun. Maaf, semoga berkenan menerima pulsa 50 ribu dari saya dan membantu pelayanan romo”. Pesan lewat WhatsApp itu saya terima hampir setiap bulan. Meskipun saya sudah pindah dari paroki itu, si ibu yang berhati dermawan itu masih mengirimi saya pulsa.

Dalam bacaan Injil pada hari Minggu Biasa ke-32 ini, dikisahkan bagaimana Tuhan Yesus memuji sikap ketulusan dan kedermawan seorang ibu janda. Dia memasukkan dua peser ke dalam kotak persembahan. “Sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan”, puji Yesus.

Orang-orang kaya “yang sedang memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan” dipertentangkan dengan janda miskin “yang memasukkan dua peser”. Terkait dengan teks ini, dalam salah satu kesempatan homilinya, Paus Fransiskus pernah mengatakan bahwa orang-orang kaya dalam kisah ini “tidak jahat”, tetapi “orang-orang baik yang pergi ke Bait Suci dan memberikan persembahan mereka”.

Para janda adalah orang yang paling miskin di Israel. Si janda “telah mempersembahkan seluruh mata pencahariannya”, karena ia percaya kepada Tuhan. Ia memberikan segalanya karena Tuhan lebih besar dari yang lain. Pesan utama dari perikop Injil ini adalah undangan bagi kita untuk bermurah hati dan berhati dermawan. Kita diingatkan untuk memberi dengan tulus ikhlas.

Kata “janda” dalam bahasa Ibrani adalah ’almanâ dan kata Yunaninya adalah chera. Makna ’almanâ lebih melukiskan seorang wanita yang kehilangan dukungan sosial dan ekonomi karena kematian suaminya. Seorang janda memiliki status sosial yang lemah. Dalam penggunaan umum kata Yunani chera memiliki akar yang bermakna “ditinggalkan, tertinggal kosong”.

Ada seorang dosen Kitab Suci yang mencoba menghitung kata “janda” dalam Kitab Suci. Beliau menemukan ada 84 kata “janda” dalam Kitab Suci. Beberapa janda hebat yang kisahnya dicatat dalam Kitab Suci, antara lain: Naomi, Yudit, Janda di Sarfat, Janda di Nain, Hanna seorang Nabi perempuan yang menggendong bayi Yesus, Janda miskin yang memberikan persembahan, para janda yang datang ke rumah Dorkas, dan sebagainya.

Dalam masyarakat Israel waktu itu, janda sering menjadi korban ketidakadilan, penindasan, dan kekerasan. Kadangkala hak-hak mereka dirampas. Janda hidup tanpa perlindungan, tanpa jaminan sosial. Sering pula digambarkan para janda ini menjerit dan menangis karena keadaan mereka yang serba sulit. Beberapa teks Kitab Suci mencatat ada pihak-pihak yang berusaha memperjuangkan nasib para janda, memberi perhatian dan pelayanan kepada mereka, melindungi para janda jangan sampai hidup mereka hancur dan ditindas oleh para penguasa, orang jahat, orang kaya dan tetangganya. Beberapa janda mempunyai iman yang luar biasa. Contohnya, janda di Sarfat.

Kemurahan hati dapat melapangkan hati dan membantu kita menjadi dermawan. Kita perlu memiliki hati yang dermawan, di mana semua orang bisa masuk. “Orang-orang kaya yang memberi uang itu baik; perempuan tua itu adalah orang kudus”, tegas Paus Fransiskus.

Pertanyaan refleksinya, bagaimana sikap Anda terhadap harta kekayaan yang dimiliki? Apa yang telah dan akan Anda upayakan agar dapat bermurah hati dan berhati dermawan?

Romo Yohanes Gunawan, Pr

Rektor Seminari Tahun Orientasi Rohani Sanjaya,

Jangli – Semarang

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *