
Hari ini kita merayakan pesta pemberkatan basilika Lateran. Gereja ini didirikan oleh Kaisar Konstantin Agung atas dorongan ibunya: St. Helena. Sekarang ini basilika ini disebut Katedral Uskup Roma yang saat ini dijabat Paus Fransiskus.
Dalam Yeh 47: 1-2.8-9.12 dikisahkan: “Ketika itu, malaikat Tuhan membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju ke timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah selatan mezbah. Lalu diiringnya aku ke luar melalui pintu gerbang utara dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar yang menghadap ke timur, sungguh, air itu membual dari sebelah selatan.
Ia berkata kepadaku: “Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, air yang mengandung banyak garam dan air itu menjadi tawar, sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup.
Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup. Di kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat.”
Yohanes dalam injilnya (Yoh 2: 13-22) mewartakan: “Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Bait Suci didapati-Nya para pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan para penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang para penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.
Kepada para pedagang merpati Ia berkata: “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Maka teringatlah para murid-Nya, bahwa ada tertulis: “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.”
Orang-orang Yahudi menantang Yesus: “Tanda apakah yang dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?” Jawab Yesus: “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.”
Lalu kata orang Yahudi: “46 tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?” Yang dimaksudkan Yesus dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.
Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh para murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, dari Bait Allah mengalir air kehidupan untuk semua makhluk ciptaan-Nya. Sungai itu mengalir melintasi pelbagai wilayah, sehingga mereka pun mendapat air itu, sebagai tanda bahwa mereka pun dipelihara oleh Allah. Maka, hendaknya kita pun menjaga dan merawat kehidupan, dan berani berbagi anugerah dengan gembira sebagaimana Allah telah menyatakannya.
Dua, melalui tindakan mengusir pada pedagang, Yesus dengan tegas menolak perbuatan yang dengan sengaja menodai kesucian bait Allah. Kalau bait Allah diperlakukan demikian, bisa juga berarti bahwa Allah dianggap tidak ada dan tidak punya pengaruh apa-apa terhadap kehidupan manusia. Allah betul-betul direndahkan.
Di sisi lain, Yesus menyebut atau menyamakan diri-Nya sebagai bait Allah. Itu berarti dalam diri Yesus diri atau badan kita pun disebut bait Allah. Maka, kita diingatkan agar menjaga kekudusan badan kita. Amin.
Mgr Nico Adi MSC