
HARI MINGGU BIASA XXXI
3 November 2024
Bacaan I : Ul 6:2-6
Bacaan II : Ibr 7:23-28
Bacaan Injil : Mrk 12:28b-34
Undangan Mengasihi Sesama
Bacaan Injil Markus bab 12 mengisahkan perdebatan Tuhan Yesus dengan tiga kelompok yang ‘sering berseberangan’ dengan-Nya, yaitu orang Farisi, orang Saduki dan ahli Taurat (ahli Kitab). Orang Farisi menanyai Yesus tentang boleh tidak orang membayar pajak kepada kaisar. Tuhan Yesus bisa menjawabnya dengan bijak. Lalu orang Saduki bertanya tentang kebangkitan badan. Syukurlah, Tuhan Yesus juga bisa menjawabnya dengan baik, sehingga mereka tidak dapat berkutik lagi.
Dalam bacaan Injil pada hari Minggu Biasa ke-31 ini dikisahkan giliran ahli Taurat yang bertanya kepada Yesus. Dia bertanya tentang sesuatu yang dipandang sungguh sulit, yaitu “Perintah manakah yang paling utama?” Padahal Hukum Taurat dalam masyarakat Yahudi berisi 613 butir. Mereka membagi Hukum Taurat itu menjadi dua bagian, yaitu 248 butir perintah dan 365 butir larangan.
Tuhan Yesus dengan bijaksana menegaskan bahwa inti dari Hukum Taurat adalah mencintai Allah dan mencintai sesama manusia. Yang dikenal dengan Hukum Kasih. Dengan jawaban ini, Tuhan Yesus telah merangkum semua Hukum Taurat, yang disebutkan dalam Kitab Ulangan (Ul 6:5) dan Kitab Imamat (Im 19:18). Atas jawaban Yesus tersebut, ahli Taurat itu menanggapi: “Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan”.
Hukum Kasih itu disimbolkan dengan kayu salib Kristus. Kayu yang vertikal melambangkan relasi kita dengan Allah, sedangkan kayu yang horizontal melambangkan relasi kita dengan sesama. Dalam menghayati Hukum Kasih itu, kita sebagai murid-murid Yesus diharapkan untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama.
Kita diundang untuk mengasihi orang lain seperti mengasihi diri kita sendiri, termasuk mengasihi musuh kita, mengasihi orang yang menyakiti kita, mengasihi orang yang memfitnah kita, maupun mengasihi orang yang telah mengkhianati kita. Kita perlu berdamai dan mengampuni mereka yang telah menyakiti kita. Tidak mudah memang. Meskipun tidak mudah, bukan berarti tidak mungkin. Mari kita terus mengusahakannya dari hari ke hari dengan bantuan rahmat Tuhan dan karunia Roh Kudus.
Pertanyaan refleksinya, apakah Anda pernah disakiti, difitnah, dan dikhianati? Bagaimana usaha Anda untuk mengolah pengalaman tersebut? Sebagai Murid Kristus, apa niat Anda untuk menghayati Hukum Kasih itu?