Renungan Harian 25 Oktober 2024

Melalui Ef 4: 1-6 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, aku -Paulus- orang yang dipenjarakan karena Tuhan, menasehati kamu supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera. Satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.

Lukas dalam injilnya (Luk 12: 54-59) mewartakan sabda Yesus: “Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar?

Jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.”

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, Paulus menasehati umatnya agar hidup mereka selaras dengan panggilan mereka sebagai pengkut Kristus, yaitu bertindak sabar dan lemah lembut. Sikap rendah hati, lemah lembut dan sabar itu “sudah biasa dan memang dikehendaki semua orang”. Bedanya: bagi kita sebagai pengikut Kristus, sikap-sikap itu adalah panggilan Allah dan sekaligus persembahan diri. Maka, hendaknya kita melakukannya dengan tulus dan setia.

Dua, Yesus menegaskan bahwa manusia dianugerahi Allah, akal budi dan kemampuan untuk membaca tanda-tanda alam dan tanda zaman. Hanya manusialah yang diberi anugerah itu.

Hendaknya anugerah itu pun dipergunakan untuk mengenali Allah yang hadir di alam ciptaan dan di dalam peristiwa-peristiwa kehidupan, agar memilih yang baik dan membawa keselamatan, serta damai sejahtera bersama dengan sesama. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *