Bulan Oktober didedikasikan oleh Gereja sebagai Bulan Rosario. Semoga bulan ini akan banyak anugerah Tuhan yang tercurah bagi umat Allah, khususnya bagi mereka yang jauh dari rahmat Allah, berkat pertolongan Bunda Maria – Ratu Rosario.
Hari ini kita memperingati 1 orang kudus, yaitu St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus. Dia adalah seorang suster ordo karmel yang mempersembahkan dirinya sebagai teman bermain dari kanak-kanak Yesus. Dia siap dan rela diajak main apa saja oleh Yesus kecil, agar Dia gembira dan bersemangat dalam hidup. Semangat itulah yang menjadikan dia rajin berdoa, giat melakukan pekerjaan dengan rendah hati dan mencapai kedalaman rohani yang mengagumkan. Dia wafat tanggal 30 September 1887.
Meski di dalam biara, doa-doanya dia baktikan untuk karya pelayan Tuhan di daerah misi. Maka, dia digelari pelindung misi. Berkat tulisan-tulisannya yang amat berharga bagi pembaharuan hidup gereja, dia dikanonisasi Paus Yohanes Paulus II pada 9 Oktober 1977 dan mendapat gelar Pujangga Gereja.
Dalam Yes 66: 10-14b diserukan: “Bersukacitalah bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-soraklah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya! supaya kamu mengisap dan menjadi kenyang dari susu yang menyegarkan kamu, supaya kamu menghirup dan menikmati dari dadanya yang bernas.
Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, dan kekayaan para bangsa seperti batang air yang membanjir; kamu akan menyusu, akan digendong, akan dibelai-belai di pangkuan. Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku ini akan menghibur kamu; kamu akan dihibur di Yerusalem. Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh dengan lebat.
Matius dalam injilnya (Mat 18: 1-5) mewartakan: “Pada waktu itu datanglah para murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?” Lalu Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka.
Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Tuhan mengajak umat-Nya, bahkan yang berkabung pun diundang untuk bergembira dan bersuka cita, karena Tuhan mengalirkan keselamatan dan memberikan perlindungan kepada mereka. Mereka semua hidup aman dan damai bagaikan seorang anak yang ada di pangkuan ibunya.
Suasana itulah yang dialami Theresia ketika dia menjadikan dirinya sebagai teman sepermainan dengan Yesus kecil (kanak-kanak Yesus). Yesus menyambut dengan baik persembahan diri Theresia itu. Itulah yang diteladankan kepada kita. Persembahan diri seperti apa atau dalam wujud apa yang kita pilih untuk dihaturkan kepada Yesus hari ini ?
Dua, seorang anak kecil ditempatkan Yesus, untuk mengajar dan menyadarkan para murid yang bertengkar tentang kekuasaan. Yesus menjadikan diri-Nya sebagai seorang bapak bagi anak itu, yang melindungi, menolong dan dekat dengan orang lain dan anaknya. Anak-anak tidak mungkin pergi untuk bertemu Yesus seorang sendiri saja. Mereka tentu dihantar atau ikut orangtua mereka.
Sebaliknya orangtua dan anak itu mau mendekati Yesus, karena percaya bahwa Yesus adalah orang baik, siap diganggu dan bisa dipercaya, serta mau menolong. Sikap dan mental seperti itulah yang Dia ajarkan dan teladankan kepada para murid-Nya, dan bukan sebaliknya yaitu saling iri atau rebutan kekuasaan. Amin.
Mgr Nico Adi MSC