
Hari ini kita memperingat para martir dari Korea: Andreas Kim Taegon dan Paulus Chong, dkk. Mereka dibunuh karena setia kepada Kristus tahun 1836-1837. Gereja Korea tumbuh dan berkembang bukan hanya karena pelayanan para imam, tetapi terutama karena peranan kaum awam.
Melalui Gal 2: 19-20 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, aku telah mati oleh hukum Taurat terhadap hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus. Sekarang aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.
Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman akan Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Matius dalam injilnya (Mat 28: 16-20) mewartakan: “Ketika itu, 11 murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Paulus sungguh-sungguh sadar bahwa dirinya telah dipersembahkan kepada Allah secara utuh dan penuh sehingga yang hidup di dalam dirinya adalah Kristus. Dirinya adalah milik Kristus. Maka, dia sanggup menderita apa saja karena Kristus itu.
Demikian pula yang terjadi pada diri para martir dari Korea. Mereka memersembahkan seluruh diri mereka kepada Kristus secara total. Darah mereka telah mengharumkan dan memperkuat iman mereka. Semoga kita pun berani bertindak demikian.
Dua, ketika Yesus sudah hampir menyelesaikan tugas-Nya Dia memanggil para murid-Nya, menyiapkan dan memberikan kuasa untuk mewartakan kerajaan Allah. Dia sendiri menyertai mereka.
Semoga melalui tindakan harian, kita boleh saling memahani, meneguhkan dan mengajar orang-orang yang tidak mengenal Kristus melalui teladan kehidupan: ketulusan, kesetiaan, kesucian, kesabaran dan kesederhanaan agar makin banyak orang mengalami kehadiran Tuhan. Amin.
Mgr Nico Adi MSC