MINGGU BIASA XII
23 Juni 2024
Bacaan I : Ayb 38: 1. 8-1angg
Bacaan II : 2Kor 5: 14-17
Bacaan Injil : Mrk 4: 35-40
Dialah Allah andalan kekuatan kita
Di sana terdapat mukjizat. Di sini kuasa Allah dinyatakan. Itu semua hanyalah tanda bahwa Allah ada di mana-mana. Dan jika Allah ada, Dia layak untuk diandalkan menghadapi kekuatan-kekuatan yang mengganggu kehidupan. Mudah-mudahan menjadi pengalaman kita masing-masing bahwa Allah hadir dalam kehidupan kita; kehadiran-Nya mengagumkan; dan bahwa kita pernah mengalami ditolong oleh Dia dalam ketidak-kuasaan kita akan tantangan-tantangan kehidupan.
Hari ini kita dihadapkan pada tokoh Perjanjian Lama bernama Ayub. Ayub, seorang yang hidupnya saleh namun sepanjang ziarahnya dipenuhi kepahitan, diteguhkan akan kuasa Allah yang bisa menjadi andalan dalam kehidupan. “Siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual ke luar dari dalam rahim? Ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya; ketika Aku menetapkan batasnya, dan memasang palang dan pintu; ketika Aku berfirman: Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat, di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan! (Ayb 38: 8-11). Dalam dunia yang penuh kejahatan, yang menggoyahkan iman, Allah memperlihatkan kemahakuasaan-Nya kepada Ayub, hamba yang sesungguhnya sangat dicintai-Nya.
Kisah para murid yang sedang berlayar di tengah danau, diterpa badai besar dipaparkan dalam perikop Injil. Ketika Yesus sedang tidur, perahu diterjang badai sehingga hampir tenggelam. Para murid panik. Mereka berusaha mengatasi dengan kekuatan mereka sendiri. Namun kemudian mereka diantar pada kepercayaan akan kuasa Yesus, sehingga mereka berseru membangunkan Yesus: “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” Setelah Yesus dengan ajaib meredakan badai, Yesus mulai mengajarkan iman kepada para murid tersebut, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Para murid tertegun dan merasa ditegur bahwa ragu akan kuasa Yesus.
Firman Tuhan hari ini mengantarkan kita kepada kesadaran bahwa di saat ‘badai’ kehidupan menerpa, kita mempunyai satu andalan, yaitu Allah sendiri. Dia tidak pernah meninggalkan kita seorang diri, Dia penyelamat kita dari aneka permasalahan dan beban kehidupan. Mari kita andalkan kekuatan-Nya di tengah badai kehidupan sehari-hari.
Romo F.X. Agus Suryana Gunadi, Pr