HARI MINGGU BIASA XI
16 Juni 2024
Bacaan I : Yeh 17: 22-24
Bacaan II :2Kor 5: 6-10
Bacaan Injil : Mrk 4: 26-34
Yakinlah bahwa kita semakin matang dalam beriman
Saya membeli bibit-bibit anggrek yang masih dalam botol. Itu sebenarnya seperti embrio. Untuk berbunga butuh waktu dua tahun lagi dengan perawatan yang ‘njlimet’, rumit. Namun senang dan menikmati bercocok-taman anggrek seperti itu. Banyak orang yang melihat apa yang saya lakukan berkomentar: “mending beli yang sudah berbunga; pilihlah anggrek yang sudah kuncup/spike sehingga tidak usah menunggu lama.” Saya tidak bergeming dengan komentar-komentar itu dan tetap saja saya membeli bibit botol ataupun bibit yang masih kecil-kecil. Mereka tidak tahu bahwa saya menyukai pertumbuhan. Hatiku bergembira ketika saya melihat biji yang saya tanam ternyata tumbuh, tanaman bunga yang saya pupuk ternyata kuncup, cabai yang saya rawat ternyata mulai berbuah, bibit anggrek yang saya tempelkan ke media tanam ternyata mengeluarkan akar baru.
Rasaku pertumbuhan tanaman bisa menggambarkan pertumbuhan iman. Yesus membesarkan hati para pengikut-Nya akan apa yang sedang mereka tekuni dengan hidup penuh iman kepada Allah. Kita, seperti para murid waktu itu seringkali merasa sia-sia akan apa yang kita perjuangkan dalam iman: hidup baik, berjalan dalam kebenaran, memberi kesaksian dan mewartakan Injil; atas itu semua kita sering lelah karena seolah-olah tidak ada kemajuan yang kita rasakan dalam diri kita sendiri. “Beginilah hal Kerajaan Allah: Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah. Malam hari ia tidur, siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas, dan tunas itu makin tinggi. Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu.” (Mrk 4: 26-27). Mutu hidup memang tidak terukur dengan angka. Namun tidak berarti iman hanya jalan di tempat. Iman kita bertumbuh dan semakin matang.
Demikianlah firman-Nya lagi: “Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain, dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya” (Mrk 4: 31-32). Sekali lagi Yesus meneguhkan ketekunan dan kedisiplinan para murid yang terus menjalankan ajaran Tuhan, dan seolah-olah tanpa kemajuan berarti. Sekali lagi, kualitas itu tidak terukur dengan meteran fisik, dan juga prosesnya tidak linear, melainkan spiral. Artinya, kita makin maju dan suci, dalam proses jatuh bangun kehidupan. Jangan pernah letih untuk menjadi semakin baik.
Romo Agus Suryana Gunadi, Pr