Pekan Laudato Si’ Hari Ketiga, 21 Mei 2024

HARI SELASA PANGAN RAMAH LINGKUNGAN

Inspirasi

“…kita tahu bahwa kurang lebih sepertiga dari seluruh makanan yang diproduksi dibuang, dan ‘setiap kali makanan dibuang itu seolah-olah mencuri makanan dari meja orang miskin’”. (LS 50)

 Aktivitas hari ini

Terapkan pola makan yang ramah lingkungan, promosikan dan praktikkan pola makan yang lebih ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari Anda.

Apa yang kita dilakukan?

Memakan makanan berbasis tumbuhan, bukan hewan:

Pola makan nabati lebih efisien dibandingkan pola makan hewani. Di beberapa negara, sereal dan kacang-kacangan (tanaman yang hanya dipanen dalam bentuk biji-bijian kering) ditanam untuk memberi makan ternak. Tanaman ini bisa memberi makan lebih banyak orang dibandingkan hewan yang memakannya. Hewan ternak juga menghasilkan sejumlah besar polutan seperti metana – gas rumah kaca – dan pupuk kandang.

Membeli produk organik:

Pertanian organik tidak terlalu berbahaya bagi manusia dan satwa liar dibandingkan pertanian konvensional, yang menggunakan pestisida dan pupuk sintetis yang sering kali berasal dari minyak bumi, bahan bakar fosil yang berkontribusi terhadap emisi polusi, terutama karbon dioksida—gas rumah kaca yang berbahaya.

Membaca label kemasan:

Di sebagian besar negara, makanan kemasan memiliki label yang mencantumkan bahan-bahannya dan terkadang asal geografisnya. Membaca label dapat membantu menentukan apakah akan membeli atau menolak suatu barang tertentu. Jika produk memiliki lebih dari 5 bahan, sebaiknya jangan membelinya.

Membeli dalam jumlah besar:

Makanan yang tidak mudah rusak terkadang dapat dibeli dalam jumlah besar. Hal ini tidak hanya menghemat uang, namun sering kali meminimalkan kemasan. Di beberapa toko, diperbolehkan untuk mengambil dan menggunakan kembali wadah belanja milik sendiri.

Mendukung produsen yang bertanggung jawab:

Beberapa produsen, selain mempraktikkan pertanian organik, juga menerapkan praktik berkelanjutan lainnya, seperti menanam kopi di bawah kanopi hutan utuh dibandingkan menebangi hutan yang masih ada. Yang lain mematuhi praktik ketenagakerjaan yang adil atau menyumbangkan sebagian dari keuntungan mereka untuk tujuan lingkungan atau sosial. Membeli dari para produsen ini membantu mereka mempertahankan karya terpuji mereka. (ditulis oleh John Fodi, peserta dan kolaborator Laudato Si Action Platform)

Tidak menyia-nyiakan:

Untuk menghindari limbah pembusukan, belilah makanan yang mudah rusak hanya sebanyak yang akan Anda konsumsi selama jangka waktu perjalanan belanja Anda, dan persiapkan hanya sebanyak yang akan Anda konsumsi dalam satu kali makan. Jika Anda dapat memelihara timbunan kompos, gunakanlah untuk membuang sisa makanan dan sisa sayuran, misalnya kulit kentang, inti apel, dll. Jika Anda memiliki akses untuk mendaur ulang, selalu daur ulang botol, toples, dan kaleng. Daripada membuang air bilasan ke saluran pembuangan, simpanlah dan gunakan untuk keperluan lain.

Mengapa kita perlu melakukan itu?

Pertanian bertanggung jawab atas sekitar 24% emisi gas rumah kaca global, dan produksi daging memberikan kontribusi signifikan terhadap dampak ini (Sumber: Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO).

Apa Buah dari Aksi Saya?

Jika setiap orang di dunia menerapkan pola makan nabati dan mengurangi konsumsi daging, kita dapat mengurangi emisi gas rumah kaca secara drastis dan mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam, seperti tanah dan air. Selain itu, pola makan seimbang yang bebas bahan kimia dan produk olahan akan memberikan Anda hidup lebih kenyang dan sehat.

Doa syukur atas makanan

Tuhan, kami berterima kasih atas karunia bumi, yang memberi kami makanan yang kami perlukan demi rezeki dan kesejahteraan kami. Berkatilah anugerah yang kami terima dengan penuh syukur ini, dan berilah kami kebijaksanaan dan tanggung jawab untuk merawat dan melindungi bumi yang memberi kami cinta dan kelimpahan. Amin.

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *