MINGGU PASKAH II KERAHIMAN ILAHI
07 April 2024
Bacaan I : Kis 4: 32-35
Bacaan II : 1 Yoh 5: 1-6
Bacaan Injil : Yoh 20: 19-31
Hidup bertumbuh dengan dibagikan
Gegap gempita pemilihan presiden dan pemilihan wakil rakyat di dewan legislatif baru saja usai. Itu menyisakan pengalaman dan kesan yang mendalam. Tentu saja plus-minus. Kita telah mendengar janji-janji indah para calon wakil dan pemimpin. Kata-kata indah ini seperti buih-buih beterbangan: kesejahteraan, keadilan, perhatian pada yang miskin, rumah sakit gratis, pajak sepeda motor dihapus, kesatuan tanpa diskriminasi, lepas dari kepentingan diri, dan sebagainya. Luar biasa janji yang mereka teriakkan. Pada kenyataannya, tidaklah seperti itu. Banyak kali bahkan jauh dari apa yang mereka janjikan, malah berkebalikan. Lembaga yang mengelu-elukan diri di tengah-tengah kita, dalam praktiknya bukanlah lembaga terbaik dan terbersih, sekali lagi bahkan sebaliknya: terkorup, terkotor. Demikian juga oknum-oknum yang kita pilih! Akhirnya bermuara pada egoisme, kepentingan diri dan kroni.
Ada kata-kata yang sangat mendalam diungkapkan oleh Bapa Suci Fransiskus dalam dokumen fenomenal Evangelii Gaudium art. 10. ‘Injil menawarkan pada kita kesempatan untuk menghayati hidup pada taraf yang lebih tinggi, tetapi tanpa mengurangi intensitasnya: Hidup bertumbuh dengan dibagikan, dan menjadi lemah dalam pengasingan dan kenyamanan… Hidup tercapai dan menjadi matang sejauh ditawarkan sebagai pemberian kepada sesama’. Pesannya sangat kuat, dan kita semua pasti mengiyakannya. Siapa sih yang tidak ingin bahwa hidup kita berkualitas? Apa yang membuat hidup ini terasa penuh dan kita bahagia? Harta kekayaankah? Status sosial dan pangkatkah? Pasti bukan itu. Melainkan ketika kita tahu dan orang mengakui bahwa hidup kita bermakna bagi sesama. Itu artinya tidak berhenti pada egosentrisme, keakuan, nepotisme, kroniisme. Melainkan ketika kita menyadari bahwa hidup kita sendiri telah kita bagikan kepada sesama.
Hidup bertumbuh dengan dibagikan. Itulah sumber pokok iman kita, sebab Kristus adalah Allah yang rela berbagi, membagikan diri dengan sengsara dan wafat-Nya supaya kita memperoleh keselamatan. Pesan yang sangat kuat itu menjadi ciri khas komunitas beriman sejak zaman Gereja Awali. “Di antara mereka tidak ada seorang pun yang berkekurangan. Karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya” (Kis 4: 34-35). Kekhasan pribadi kristen dan komunitas iman Gereja adalah saling berbagi. Allah yang rahim membagikan hidup-Nya untuk kita manusia, maka sewajarnya kita pun berbagi hidup demi keselamatan sesama. Selamat merayakan Kerahiman Ilahi.
Romo F.X. Agus Suryana Gunadi, Pr