Hari ini kita memperingati 1 orang kudus: St. Antonius Abas. Beliau lahir tahun 250 dari keluarga bangsawan yang kaya. Karena terpesona oleh sabda Yesus: “Jika kamu ingin menjadi sempurna, juallah segala milikmu dan ikutlah Aku”, dia mempersembahkan dirinya dan menjadi pendoa yang ulung.
Banyak orang datang dan meminta bimbingan kepadanya. Mereka itu kemudian bergabung dan menjadi awal dari warga pertapaannya. Antonius juga dengan berani melawan ajaran sesat Arianisme. Ajaran ini melawan ajaran iman tentang Tritunggal Mahakusus, karena menegaskan bahwa Yesus adalah Anak Allah sehingga tidak setara dengan Allah.
Melalui Ef 6: 10-13.18 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis. Perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan para pemerintah, melawan para penguasa, melawan para penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu, dalam segala doa dan permohonan.
Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk semua orang Kudus.
Matius dalam injilnya (Mat 19: 16-26) mewartakan: “Ketika itu, ada seorang datang kepada Yesus, dan bertanya: “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik.
Jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Tanya orang itu: “Perintah yang mana?” Kata Yesus: “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Kata orang muda itu: “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” Jawab Yesus: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Ketika mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.
Yesus berkata kepada para murid-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
Ketika para murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Antonius yang tercengkam oleh sabda Yesus itu, berani meninggalkan ortunya, kampungnya, rekan-rekan masa kecilnya dan kesenangannya lalu mengikuti Yesus. Meski secara fisik dan finansial hidupnya miskin dan “jauh dari hiruk pikuk duniawi”, dia tidak kesepian malah mantap jiwa, roh, iman dan mental, serta doanya.
Allah yang diimani telah mengisi kebutuhannya dan kerinduannya yaitu “kesatuan dengan Dia” yang telah menjadi idolanya.
Semoga pada masa sekarang pun, Yesus tetap menjadi dambaan dan idola banyak orang. Semoga kita termasuk di dalam kalangan orang banyak itu.
Dua, Yesus menegaskan bahwa hanya sedikitlah orang yang diselamatkan. Mengapa demikian? Karena keselamatan itu memang ada, namun harus direbut oleh setiap orang, dengan bantuan karunia, rahmat dan kasih Allah yang diberikan secara gratis. Amin.
Mgr Nico Adi MSC